Tentara Israel Tembak Mati Jurnalis Shireen Abu Akleh, Begini Kemarahan Dunia
loading...
A
A
A
TEPI BARAT - Tentara Israel telah menembak mati jurnalis veteran Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, saat meliput serangan militer Zionis di kamp-kamp Palestina di Tepi Barat. Meski menuai kemarahan dunia internasional, rezim Zionis berkilah bahwa tembakan itu diduga dari pria bersenjata Palestina.
Shireen, jurnalis Palestina-Amerika Serikat, telah digambarkan sebagai "ikon liputan Palestina". Dia ditembak mati di bagian wajah saat liputan di Jenin, Tepi Barat yang diduduki rezim Zionis, pada hari Rabu.
Peristiwa tragis itu telah memicu kemarahan global, di mana Uni Eropa mendesak penyelidikan independen. Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Michelle Bachelet mengatakan dia terkejut atas tragedi itu. “Impunitas harus diakhiri,” kata Bachelet.
Beginilah reaksi dunia internasional yang didominasi kemarahan:
PBB
Di New York, duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyebut kematian Abu Akleh sangat mengerikan dan menyerukan penyelidikan yang transparan.
"Melindungi warga negara dan jurnalis Amerika adalah prioritas tertinggi kami," ujarnya.
Thomas-Greenfield mengatakan Shireen Abu Akleh melakukan wawancara luar biasa dengannya di Tepi Barat November lalu. "Saya pergi dari sana dengan rasa hormat yang luar biasa untuknya," katanya.
Kantor HAM PBB mendesak dilakukannya penyelidikan yang independen dan transparan atas pembunuhannya.
Shireen, jurnalis Palestina-Amerika Serikat, telah digambarkan sebagai "ikon liputan Palestina". Dia ditembak mati di bagian wajah saat liputan di Jenin, Tepi Barat yang diduduki rezim Zionis, pada hari Rabu.
Peristiwa tragis itu telah memicu kemarahan global, di mana Uni Eropa mendesak penyelidikan independen. Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Michelle Bachelet mengatakan dia terkejut atas tragedi itu. “Impunitas harus diakhiri,” kata Bachelet.
Beginilah reaksi dunia internasional yang didominasi kemarahan:
PBB
Di New York, duta besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyebut kematian Abu Akleh sangat mengerikan dan menyerukan penyelidikan yang transparan.
"Melindungi warga negara dan jurnalis Amerika adalah prioritas tertinggi kami," ujarnya.
Thomas-Greenfield mengatakan Shireen Abu Akleh melakukan wawancara luar biasa dengannya di Tepi Barat November lalu. "Saya pergi dari sana dengan rasa hormat yang luar biasa untuknya," katanya.
Kantor HAM PBB mendesak dilakukannya penyelidikan yang independen dan transparan atas pembunuhannya.