Pesawat Kiamat Putin Batal Terbang di Hari Kemenangan, Takut Disabotase?

Selasa, 10 Mei 2022 - 14:35 WIB
loading...
Pesawat Kiamat Putin Batal Terbang di Hari Kemenangan, Takut Disabotase?
Ilyushin Il-80, yang dijuluki sebagai pesawat kiamat Presiden Rusia Vladimir Putin batal terbang dalam parade Hari Kemenangan, Senin (9/5/2022). Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Ilyushin Il-80, pesawat komando serangan nuklir atau dikenal sebagai " pesawat kiamat " Presiden Rusia Vladimir Putin batal terbang dalam parade Hari Kemenangan, Senin (9/5/2022). Itu memicu spekulasi dari diplomat Barat bahwa Moskow takut pesawat itu disabotase yang akan mempermalukan sang presiden.

Pesawat Ilyushin Il-80 menjadi bagian dari 77 pesawat yang sebelumnya dijadwalkan akan terbang dalam parade Hari Kemenangan. Namun, manuver itu dibatalkan pada menit-menit terakhir, dengan para pejabat menyalahkan faktor cuaca buruk.

Tapi terlepas dari ada beberapa awan, langit di Moskow kemarin tampak cukup tenang dan jernih. Terlebih lagi, Rusia sering menggunakan teknologi "cloud spiking" untuk mengubah cuaca.

Ilyushin Il-80 diharapkan menjadi bagian dari demonstrasi kekuatan militer Moskow pada peringatan 77 tahun Hari Kemenangan ataukalahnya Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.



"Pesawat kiamat" Putin akan digunakan jika terjadi perang nuklir dan telah terlihat terbang di sekitar ibu kota bulan lalu.

Pejabat Kremlin sebelumnya mengonfirmasi bahwa itu akan dipamerkan dengan fly-past rendah di atas Lapangan Merah pada 9 Mei dan telah terlibat dalam latihan.

Pemerintah Putin, dalam dua dekade terakhir, telah memerintahkan pesawat untuk menyemprot awan pagi hari dengan koktail kimia agar tidak hujan pada paradenya.

Cara tersebut memastikan Lapangan Merah kering—dan bahkan cerah—pada pukul 10.00 pagi setiap tahun untuk pertunjukan militernya, tetapi desa-desa di luar kota dibanjiri hujan.

Namun teknologi era Soviet ternyata tidak digunakan kemarin, menunjukkan keputusan awal untuk membatalkan tampilan udara.

Seorang diplomat Barat mengatakan: “Sepertinya mereka takut—mungkin akan sabotase—dan membuat pesawat-pesawat itu tidak terbang."

"Penjelasan cuaca tidak cocok," ujarnya, seperti dikutip The Mirror, Selasa (10/5/2022), tanpa disebutkan namanya.

Pesawat raksasa era Soviet—tidak berjendela selain dari kokpit dan dikenal sebagai "Kremlin Terbang"—belum pernah terlihat pada peringatan Hari Kemenangan sejak 2010.

Kemunculannya kembali diharapkan menjadi tanda bahwa Putin ingin mengirim pesan peringatan ke Barat.

Il-80 Maxdome semestinya akan dikawal oleh dua jet tempur MiG-29 saat terbang rendah di atas Katedral St Basil.

Menumbuhkan kesiapan nuklir Rusia, pesawat pembawa rudal strategis Tu-95MS dan Tu-160 "White Swan" juga semestinya menjadi bagian dari fly-past.

Begitu juga dengan pesawat tempur generasi kelima Su-57 dan pesawat pembom jarak jauh Tu-22M3 yang semestinya tampil.

Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengonfirmasi bahwa delapan MiG-29SMT akan terbang dalam bentuk huruf "Z" untuk mendukung prajurit Rusia yang berpartisipasi dalam operasi militer khusus di Ukraina.

Presiden Putin menggunakan pidatonya di parade tersebut sebagai upaya untuk menyebut invasinya ke Ukraina sebagai tanggapan yang diperlukan terhadap kebijakan Barat.

Dia mengeklaim bahwa serangannya terhadap tetangga Rusia itu diperlukan untuk menangkal ancaman yang benar-benar tidak dapat diterima tepat di sebelah perbatasan Rusia.

"Barat telah mempersiapkan invasi ke tanah kami, termasuk Crimea," kata Putin.

Tetapi Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace telah menampik narasinya.

Ditanya oleh wartawan setelah pidato di Museum Tentara Nasional London di Chelsea, London barat daya, Wallace dengan blakblakan membantah bahwa NATO dan sekutu Barat-nya pernah berencana untuk menyerang Rusia.

"Presiden Putin telah membuat sejumlah klaim dongeng selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun sekarang," katanya.

"Jika tidak begitu tragis akan menyenangkan, tapi tidak."

"Salah satu klaimnya adalah bahwa dia dikepung. NATO berontribusi 6% dari perbatasan daratnya. Itu tidak dikepung jika hanya 6% dari perbatasan darat Anda adalah negara-negara NATO," papar Wallace.

"Saya pikir dia mempercayai apa yang ingin dia percayai—sedikit keputusasaan."

"Tetapi izinkan saya mencatat dengan tegas: NATO, Inggris, Eropa Timur tidak berencana untuk menyerang Rusia dan tidak pernah melakukannya," katanya.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0860 seconds (0.1#10.140)