Heboh, Uang Kerajaan Arab Saudi Disebut Bakal Diinvestasikan di Israel
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Wall Street Journal (WSJ), media yang berbasis di Amerika Serikat (AS), melansir laporan yang menyebut uang Kerajaan Arab Saudi akan diinvestasikan di Israel . Investasi itu melalui perantara Jared Kushner, menantu yang juga bekas penasihat senior mantan presiden AS Donald Trump.
Laporan yang diterbitkan hari Minggu (8/5/2022) itu mengatakan pihak berwenang Saudi telah mengizinkan usaha bisnis Kushner untuk memasukkan uang dari Saudi Sovereign Wealth Fund ke teknologi Israel.
Usaha bisnis baru Kushner bernama Affinity Partners Fund. Melalui bisnisnya itu, dia berhasil mengumpulkan USD3 miliar, termasuk USD2 miliar dari Saudi Sovereign Wealth Fund.
Ini akan menjadi pertama kalinya Arab Saudi berencana untuk berinvestasi secara terbuka di Israel, yang digambarkan WSJ itu sebagai “tanda” mencairnya hubungan antara dua rival historis yang belum menjalin hubungan diplomatik hingga hari ini.
Kushner dilaporkan telah menggunakan jabatannya sebagai penasihat presiden untuk memperkuat hubungan bisnis dengan para sheikh minyak di Timur Tengah. Skala investasi yang direncanakan di perusahaan rintisan Israel masih belum diketahui.
Donald Trump pernah menyebut Kushner sebagai seorang jenius yang mampu menyelesaikan konflik Timur Tengah.
“Proposal perdamaian” yang dipromosikan secara luas oleh Trump, yang disusun oleh Kushner, menghasilkan Kesepakatan Abraham tentang normalisasi hubungan antara Israel dan dua negara Arab–Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Proposal perdamaian Trump membayangkan sebuah negara Palestina demiliterisasi, dengan Israel mempertahankan kendali atas Tepi Barat dan menjaga Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi. Hal itu disambut dengan kemarahan dari orang-orang Palestina.
Di sisi lain, Kushner selama ini dikenal menjalin persahabatan yang erat dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Pihak Kushner, pemerintah Arab Saudi dan pemerintah Israel belum berkomentar atas laporan WSJ.
Arab Saudi dan Israel tidak menjalin hubungan diplomatik secara resmi, meski para pejabat Zionis kerap blakblakan bahwa kedua pihak menjalin hubungan secara klandestein. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman belum lama ini juga tidak menganggap Israel sebagai musuh, melainkan sekutu potensial.
Laporan yang diterbitkan hari Minggu (8/5/2022) itu mengatakan pihak berwenang Saudi telah mengizinkan usaha bisnis Kushner untuk memasukkan uang dari Saudi Sovereign Wealth Fund ke teknologi Israel.
Usaha bisnis baru Kushner bernama Affinity Partners Fund. Melalui bisnisnya itu, dia berhasil mengumpulkan USD3 miliar, termasuk USD2 miliar dari Saudi Sovereign Wealth Fund.
Ini akan menjadi pertama kalinya Arab Saudi berencana untuk berinvestasi secara terbuka di Israel, yang digambarkan WSJ itu sebagai “tanda” mencairnya hubungan antara dua rival historis yang belum menjalin hubungan diplomatik hingga hari ini.
Kushner dilaporkan telah menggunakan jabatannya sebagai penasihat presiden untuk memperkuat hubungan bisnis dengan para sheikh minyak di Timur Tengah. Skala investasi yang direncanakan di perusahaan rintisan Israel masih belum diketahui.
Donald Trump pernah menyebut Kushner sebagai seorang jenius yang mampu menyelesaikan konflik Timur Tengah.
“Proposal perdamaian” yang dipromosikan secara luas oleh Trump, yang disusun oleh Kushner, menghasilkan Kesepakatan Abraham tentang normalisasi hubungan antara Israel dan dua negara Arab–Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Proposal perdamaian Trump membayangkan sebuah negara Palestina demiliterisasi, dengan Israel mempertahankan kendali atas Tepi Barat dan menjaga Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi. Hal itu disambut dengan kemarahan dari orang-orang Palestina.
Di sisi lain, Kushner selama ini dikenal menjalin persahabatan yang erat dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Pihak Kushner, pemerintah Arab Saudi dan pemerintah Israel belum berkomentar atas laporan WSJ.
Arab Saudi dan Israel tidak menjalin hubungan diplomatik secara resmi, meski para pejabat Zionis kerap blakblakan bahwa kedua pihak menjalin hubungan secara klandestein. Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman belum lama ini juga tidak menganggap Israel sebagai musuh, melainkan sekutu potensial.
(min)