Kemahalan, Taiwan Batal Beli 12 Helikopter Anti Kapal Selam AS
loading...
A
A
A
TAIPEI - Taiwan memilih untuk tidak membeli helikopter anti- kapal selam dari Amerika Serikat (AS) karena harganya terlalu mahal. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Taiwan.
Taiwan berencana untuk membeli hingga 12 helikopter Seahawk tetapi kesepakatan itu telah dibatalkan karena Taipei memprioritaskan biaya yang lebih rendah, lebih banyak persenjataan mobile untuk melawan ancaman dari China .
Media lokal melaporkan awal tahun ini bahwa penjualan bisa gagal setelah Washington menyimpulkan helikopter itu bukan pilihan terbaik untuk kebutuhan "perang asimetris" Taiwan.
Taiwan telah beralih ke strategi "landak" yang berupaya melengkapi pulau itu untuk mengusir serangan dari militer China yang jauh lebih besar.
Pada hari Kamis (5/5/2022) Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengkonfirmasi kesepakatan helikopter itu sudah mati.
"Kami merasa harganya terlalu tinggi dan itu di atas apa yang kami mampu," katanya kepada anggota parlemen seperti dikutip dari France24.
Sebanyak 23 juta orang Taiwan hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus dari China, yang memandang pulau demokrasi itu sebagai wilayahnya.
Invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Beijing mungkin suatu hari akan menindaklanjuti ancaman untuk mencaplok tetangganya yang lebih kecil itu.
Kementerian Pertahanan Taiwan awal pekan ini mengungkapkan bahwa pengiriman utama senjata lain dari AS telah menemui hambatan.
Taiwan berencana untuk membeli hingga 12 helikopter Seahawk tetapi kesepakatan itu telah dibatalkan karena Taipei memprioritaskan biaya yang lebih rendah, lebih banyak persenjataan mobile untuk melawan ancaman dari China .
Media lokal melaporkan awal tahun ini bahwa penjualan bisa gagal setelah Washington menyimpulkan helikopter itu bukan pilihan terbaik untuk kebutuhan "perang asimetris" Taiwan.
Taiwan telah beralih ke strategi "landak" yang berupaya melengkapi pulau itu untuk mengusir serangan dari militer China yang jauh lebih besar.
Pada hari Kamis (5/5/2022) Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengkonfirmasi kesepakatan helikopter itu sudah mati.
"Kami merasa harganya terlalu tinggi dan itu di atas apa yang kami mampu," katanya kepada anggota parlemen seperti dikutip dari France24.
Sebanyak 23 juta orang Taiwan hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus dari China, yang memandang pulau demokrasi itu sebagai wilayahnya.
Invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan kekhawatiran bahwa Beijing mungkin suatu hari akan menindaklanjuti ancaman untuk mencaplok tetangganya yang lebih kecil itu.
Kementerian Pertahanan Taiwan awal pekan ini mengungkapkan bahwa pengiriman utama senjata lain dari AS telah menemui hambatan.