Kelompok Peretas Rilis Data Milik 200 Departemen Kepolisian AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kelompok peretas yang menamakan dirinya The Distributed Denial of Secrets (DDoS) telah membocorkan data selama 10 tahun dari 200 departemen kepolisian Amerika Serikat (AS), pusat terpadu, dan pelatihan penegakan hukum lainnya serta sumber daya pendukung.
Disitir dari Al Arabiya, Sabtu (20/6/2020), jumlah data yang dirilis hampir mencapai 269 GB dalam bentuk dokumen, gambar, dan video. Kelompok itu mengatakan data-data tersebut terkait dengan laporan polisi, FBI, buletin, panduan, dan banyak lagi.
Data base yang dirilis mempublikasikan dokumen yang bocor dari seluruh dunia, termasuk catatan resmi AS tentang bagaimana milisi yang didukung Iran mencuci uang melalui penjualan mobil bekas dan perdagangan narkoba. (Baca: Duh, 230.000 Data Pasien COVID-19 Indonesia Dijual di Dark Web )
Grup DDoS mendapatkan namanya dari istilah teknis "denial of service attack." Istilah ini adalah suatu bentuk serangan siber yang membuat server dan situs web mogok dengan menargetkan mereka dengan sejumlah besar permintaan.
Disitir dari Al Arabiya, Sabtu (20/6/2020), jumlah data yang dirilis hampir mencapai 269 GB dalam bentuk dokumen, gambar, dan video. Kelompok itu mengatakan data-data tersebut terkait dengan laporan polisi, FBI, buletin, panduan, dan banyak lagi.
Data base yang dirilis mempublikasikan dokumen yang bocor dari seluruh dunia, termasuk catatan resmi AS tentang bagaimana milisi yang didukung Iran mencuci uang melalui penjualan mobil bekas dan perdagangan narkoba. (Baca: Duh, 230.000 Data Pasien COVID-19 Indonesia Dijual di Dark Web )
Grup DDoS mendapatkan namanya dari istilah teknis "denial of service attack." Istilah ini adalah suatu bentuk serangan siber yang membuat server dan situs web mogok dengan menargetkan mereka dengan sejumlah besar permintaan.
(ber)