Inggris Tak Takut pada Ancaman Serangan Nuklir Putin

Jum'at, 29 April 2022 - 08:05 WIB
loading...
Inggris Tak Takut pada Ancaman Serangan Nuklir Putin
Rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat Rusia yang diklaim mampu melenyapkan area seukuran Inggris dan Wales dalam sekali tembak. Foto/REUTERS
A A A
LONDON - Inggris mengaku tidak takut apalagi terguncang dengan ancaman serangan senjata nuklir yang dilontarkan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap negara-negara NATO.

Putin mengeluarkan ancaman itu setelah negara-negara NATO dia anggap terus-terusan ikut campur dalam perang Moskow di Ukraina.

"Saya tidak merasa bingung," kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace kepada radio LBC.



“Kami memiliki angkatan bersenjata yang kuat dan penangkal nuklir dan kami adalah bagian dari kemitraan NATO dari 30 negara yang mengalahkan dia, melebihi jumlah [senjata] dia dan berpotensi memiliki semua kemampuan yang kami miliki," ujarnya.

“Saya tidak takut padanya, dan saya pikir kita harus sangat bersyukur di negara ini bahwa kita memiliki penangkal nuklir," imbuh Wallace, yang dilansir Politico, Jumat (29/4/2022).

Berbicara kepada para senator di St Petersburg pada hari Rabu, Putin mengeluarkan ancaman baru kepada negara-negara yang ikut campur dalam perangnya di Ukraina, sambil mengeklaim bahwa negara-negara tersebut sudah berusaha untuk mengubah Ukraina menjadi "anti-Rusia."

“Jika seseorang berniat untuk campur tangan dalam peristiwa yang sedang berlangsung dari luar, dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia yang tidak dapat kami terima, mereka harus tahu bahwa serangan balasan kami akan secepat kilat,” kata Putin.

Serangan secepat kilat yang dimaksud Putin ditafsirkan media-media Barat sebagai serangan rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat berkecepatan hipersonik yang bisa membawa 15 hulu ledak nuklir dalam sekali tembak.

"Semua keputusan tentang ini masalah telah dibuat," lanjut Putin.



Rusia memulai invasinya ke Ukraina pada 24 Februari. Moskow menggunakan narasi "operasi militer khusus", bukan invasi atau perang, dalam mendefinisikan tindakannya di negara tetangga.

Pada 27 Februari, presiden Putin memerintahkan pasukan pasukan nuklir dalam kondisi siaga tinggi sebagai tanggapan atas pernyataan agresif oleh anggota NATO terhadap Moskow.

Tetapi Wallace mengatakan dia tidak berpikir Putin akan menggunakan senjata nuklir, dan berpendapat bahwa apa yang disebut invasi kilat ke Ukraina oleh presiden Rusia tidak berjalan dengan baik.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1045 seconds (0.1#10.140)