Sri Lanka Bangkrut, Gagal Bayar Utang Rp732,2 Triliun, dan Politik Dinasti

Sabtu, 16 April 2022 - 00:01 WIB
loading...
A A A
Fitch mengatakan peringkat baru maskapai, pada utang yang jatuh tempo pada Juni 2024, sejalan dengan pengumuman default Sri Lanka.

IMF telah berulang kali mendesak Sri Lanka untuk memprivatisasi maskapai itu, dengan mengatakan bahwa itu adalah gajah putih yang tidak mampu dibeli negara itu.

Maskapai ini mendapat untung sebelum pemerintah membatalkan perjanjian manajemen dengan Emirates of Dubai pada 2008, menyusul perselisihan pribadi dengan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa.

Rajapaksa memecat kepala eksekutif Sri Lanka Airlines yang ditunjuk Emirates dan mengangkat saudara iparnya Nishantha Wickremasinghe sebagai kepala perusahaan.

Politik Dinasti

Seluruh menteri di kabinet pemerintah Sri Lanka saat ini telah mengundurkan diri setelah krisis ekonomi memburuk dan demo anti-pemerintah meluas ke seluruh negeri. Yang tersisa dari pemerintah hanya Presiden Gotabaya Rajapaksa dan kakak laki-lakinya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa.

Mahinda Rajapaksa yang memimpin Partai Kebebasan Sri Lanka pernah berkuasa sebagai presiden sejak 2005. Dia lengser setelah kalah dari Maithripala Sirisena dalam pemilihan presiden tahun 2015 untuk masa jabatan ketiga.

Keluarga Rajapaksa kembali berkuasa tahun 2019 setelah Gotabaya Rajapaksa menjadi terpilih sebagai presiden. Segera setelah itu, politik dinasti terjadi di Sri Lanka dengan Mahinda Rajapaksa menjadi perdana menteri.

Berikut gambaran politik dinasti di pemerintahan Sri Lanka ketika keluarga Rajapaksa kembali berkuasa tahun 2019.

Presiden: Gotabaya Rajapaksa (72)
Perdana Menteri: Mahinda Rajapaksa (75), kaka presiden
Menteri Keuangan: Basil Rohana Rajapaksa (70), adik presiden
Menteri Irigasi: Chamal Rajapaksa (35), putra perdana menteri Mahinda Rajapaksa
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1466 seconds (0.1#10.140)