Bersiap Diserang Rusia Besar-besaran, Ukraina Minta Dukungan Internasional
loading...
A
A
A
LYIV - Angkatan Bersenjata Ukraina , pada Senin (11/4/2022), bersiap untuk serangan besar-besaran yang baru dari Rusia ketika ledakan kuat mengguncang kota-kota di selatan dan timur. Kiev juga kembali meminta dukungan internasional.
Permintaan dukungan disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang terus melakukan kampanye tak kenal lelah. Dia juga telah mengumpulkan warga negaranya, memperingatkan bahwa minggu mendatang akan menjadi penting dan menegangkan.
"Rusia akan lebih takut lagi. Takut kalah. Takut kebenaran harus diakui," kata Zelensky dalam pidato video Minggu larut malam.
"Pasukan Rusia akan bergerak ke operasi yang lebih besar lagi di timur negara kami. Mereka mungkin menggunakan lebih banyak rudal untuk melawan kami, bahkan lebih banyak bom udara. Tapi kami sedang mempersiapkan untuk tindakan mereka. Kami akan menjawabnya," ujarnya.
Sirene serangan udara terdengar di seluruh Ukraina pada Senin pagi.
“Kemungkinan musuh, untuk mengganggu pasokan barang ke tempat-tempat permusuhan, akan terus menyerang fasilitas infrastruktur transportasi di Ukraina untuk menghancurkan atau melumpuhkannya,” kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Pasukan Rusia, lanjut Staf Umum, melanjutkan serangan mereka untuk membangun kendali penuh atas kota selatan Mariupol, berusaha menyerbu pabrik besi dan bajaserta pelabuhan.
Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan dia akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin di Moskow untuk pertemuan tatap muka pertama pemimpin Rusia dengan Uni Eropa sejak invasi Moskow dimulai pada 24 Februari.
"Kami netral secara militer, tetapi (memiliki) posisi yang jelas tentang perang agresi Rusia melawan Ukraina," tulis Nehammer di Twitter tentang posisi Austria.
"Itu harus dihentikan! Perlu koridor kemanusiaan, gencatan senjata dan penyelidikan penuh atas kejahatan perang."
Invasi Rusia telah memaksa sekitar seperempat dari 44 juta orang Ukraina meninggalkan rumah mereka, mengubah kota menjadi puing-puing dan membunuh atau melukai ribuan orang.
Moskow dianggap Barat telah gagal merebut kota-kota besar Ukraina, tetapi Kiev mengatakan Moskow telah mengumpulkan pasukannya di timur untuk serangan besar dan telah mendesak orang-orang untuk melarikan diri.
Serangkaian ledakan kuat terdengar di kota Kharkiv di timur laut Ukraina dan di Mykolaiv, dekat Laut Hitam.
Sebelumnya, rudal menghancurkan bandara di kota Dnipro. Hal itu dikonfirmasi Valentyn Reznichenko, gubernur wilayah Dnipropetrovsk tengah.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal presisi tinggi telah menghancurkan markas batalion Dnipro Ukraina di kota Zvonetsky.
Kantor berita Reuters tidak dapat segera mengonfirmasi klaim militer Moskow tersebut.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Zelensky telah mengimbau kekuatan Barat untuk memberikan lebih banyak bantuan pertahanan, dan agar menghukum Moskow dengan sanksi yang lebih keras termasuk embargo pada ekspor energinya.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan kepada ABC News: "Kami akan memberikan Ukraina senjata yang dibutuhkan untuk mengalahkan Rusia, untuk menghentikan mereka mengambil lebih banyak kota."
Zelensky mengatakan dia memiliki kepercayaan pada angkatan bersenjatanya sendiri. "Tetapi sayangnya saya tidak memiliki keyakinan bahwa kami akan menerima semua yang kami butuhkan dari Amerika Serikat," ujarnya.
"Mereka harus memasok senjata ke Ukraina seolah-olah mereka membela diri dan rakyat mereka sendiri," kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang disiarkan di "60 Minutes" CBS.
"Mereka perlu memahami ini. Jika mereka tidak mempercepat, akan sangat sulit bagi kami untuk menahan tekanan ini."
Zelensky mengatakan sebelumnya di Twitter bahwa dia telah berbicara di telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz tentang sanksi tambahan terhadap Rusia, serta lebih banyak dukungan pertahanan dan keuangan untuk Ukraina.
Zelensky juga berdiskusi dengan pejabat Ukraina tentang proposal Kiev untuk paket baru sanksi Uni Eropa.
Uni Eropa pada hari Jumat melarang impor batubara Rusia di antara produk lainnya, tetapi belum menyentuh impor minyak dan gas dari Rusia.
Permintaan dukungan disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang terus melakukan kampanye tak kenal lelah. Dia juga telah mengumpulkan warga negaranya, memperingatkan bahwa minggu mendatang akan menjadi penting dan menegangkan.
"Rusia akan lebih takut lagi. Takut kalah. Takut kebenaran harus diakui," kata Zelensky dalam pidato video Minggu larut malam.
"Pasukan Rusia akan bergerak ke operasi yang lebih besar lagi di timur negara kami. Mereka mungkin menggunakan lebih banyak rudal untuk melawan kami, bahkan lebih banyak bom udara. Tapi kami sedang mempersiapkan untuk tindakan mereka. Kami akan menjawabnya," ujarnya.
Sirene serangan udara terdengar di seluruh Ukraina pada Senin pagi.
“Kemungkinan musuh, untuk mengganggu pasokan barang ke tempat-tempat permusuhan, akan terus menyerang fasilitas infrastruktur transportasi di Ukraina untuk menghancurkan atau melumpuhkannya,” kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
Pasukan Rusia, lanjut Staf Umum, melanjutkan serangan mereka untuk membangun kendali penuh atas kota selatan Mariupol, berusaha menyerbu pabrik besi dan bajaserta pelabuhan.
Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan dia akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin di Moskow untuk pertemuan tatap muka pertama pemimpin Rusia dengan Uni Eropa sejak invasi Moskow dimulai pada 24 Februari.
"Kami netral secara militer, tetapi (memiliki) posisi yang jelas tentang perang agresi Rusia melawan Ukraina," tulis Nehammer di Twitter tentang posisi Austria.
"Itu harus dihentikan! Perlu koridor kemanusiaan, gencatan senjata dan penyelidikan penuh atas kejahatan perang."
Invasi Rusia telah memaksa sekitar seperempat dari 44 juta orang Ukraina meninggalkan rumah mereka, mengubah kota menjadi puing-puing dan membunuh atau melukai ribuan orang.
Moskow dianggap Barat telah gagal merebut kota-kota besar Ukraina, tetapi Kiev mengatakan Moskow telah mengumpulkan pasukannya di timur untuk serangan besar dan telah mendesak orang-orang untuk melarikan diri.
Serangkaian ledakan kuat terdengar di kota Kharkiv di timur laut Ukraina dan di Mykolaiv, dekat Laut Hitam.
Sebelumnya, rudal menghancurkan bandara di kota Dnipro. Hal itu dikonfirmasi Valentyn Reznichenko, gubernur wilayah Dnipropetrovsk tengah.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal presisi tinggi telah menghancurkan markas batalion Dnipro Ukraina di kota Zvonetsky.
Kantor berita Reuters tidak dapat segera mengonfirmasi klaim militer Moskow tersebut.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Zelensky telah mengimbau kekuatan Barat untuk memberikan lebih banyak bantuan pertahanan, dan agar menghukum Moskow dengan sanksi yang lebih keras termasuk embargo pada ekspor energinya.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan kepada ABC News: "Kami akan memberikan Ukraina senjata yang dibutuhkan untuk mengalahkan Rusia, untuk menghentikan mereka mengambil lebih banyak kota."
Zelensky mengatakan dia memiliki kepercayaan pada angkatan bersenjatanya sendiri. "Tetapi sayangnya saya tidak memiliki keyakinan bahwa kami akan menerima semua yang kami butuhkan dari Amerika Serikat," ujarnya.
"Mereka harus memasok senjata ke Ukraina seolah-olah mereka membela diri dan rakyat mereka sendiri," kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang disiarkan di "60 Minutes" CBS.
"Mereka perlu memahami ini. Jika mereka tidak mempercepat, akan sangat sulit bagi kami untuk menahan tekanan ini."
Zelensky mengatakan sebelumnya di Twitter bahwa dia telah berbicara di telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz tentang sanksi tambahan terhadap Rusia, serta lebih banyak dukungan pertahanan dan keuangan untuk Ukraina.
Zelensky juga berdiskusi dengan pejabat Ukraina tentang proposal Kiev untuk paket baru sanksi Uni Eropa.
Uni Eropa pada hari Jumat melarang impor batubara Rusia di antara produk lainnya, tetapi belum menyentuh impor minyak dan gas dari Rusia.
(min)