Hongaria Terima Pengiriman Pertama Bahan Bakar Nuklir dari Rusia

Jum'at, 08 April 2022 - 00:30 WIB
loading...
Hongaria Terima Pengiriman Pertama Bahan Bakar Nuklir dari Rusia
Ilustrasi
A A A
BUDAPEST - Hongaria menerima pengiriman pertama bahan bakar nuklir untuk pembangkit nuklir Paks-nya dari Rusia melalui udara pada Rabu (6/4/2022). “Pecahnya perang di Ukraina membuat pengiriman dengan kereta api tidak mungkin dilakukan,” kata Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto, Kamis (7/4/2022).

Szijjarto menegaskan bahwa Hongaria menolak sanksi apapun terhadap minyak dan gas Rusia. Ia menambahkan bahwa menjatuhkan sanksi apapun pada kegiatan yang berkaitan dengan energi nuklir juga merupakan "garis merah" untuk Hongaria.



"Bahan bakar (untuk pabrik Paks) selalu datang dari Rusia dengan kereta api melalui Ukraina. Sayangnya ini tidak mungkin lagi, sehingga kami harus mencari cara alternatif untuk pengiriman," kata Szijjarto dalam video Facebook dari Brussel, seperti dikutip dari Reuters.

Dia mengatakan, pengiriman bahan bakar telah tiba melalui wilayah udara Belarus, Polandia dan Slovakia ke Hongaria dengan persetujuan ketiga negara, karena energi nuklir tidak dikenakan sanksi Uni Eropa.

Hongaria ingin memperluas pembangkit listrik tenaga nuklir Paks 2 gigawatt buatan Rusia dengan dua reaktor VVER buatan Rusia, masing-masing berkapasitas 1,2 gigawatt.



Proyek yang diberikan pada tahun 2014 tanpa tender kepada raksasa nuklir Rosatom telah sering disebut sebagai tanda hubungan hangat antara Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Proyek tersebut mengalami keterlambatan.

Orban, yang terpilih kembali untuk masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan pada hari Minggu, mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu bahwa Budapest ingin memperkuat aliansi Baratnya, karena masa depan Hongaria berada di Uni Eropa dan tegas di dalam NATO.

Tetapi dia juga mengatakan Hongaria siap membayar rubel untuk gas Rusia, melanggar batas dengan UE yang telah mencari front persatuan dalam menentang permintaan Moskow untuk pembayaran dalam mata uang.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1811 seconds (0.1#10.140)