Swedia: Warga yang Bertempur di Ukraina Bisa Jadi Ancaman Saat Pulang

Selasa, 05 April 2022 - 17:40 WIB
loading...
A A A
"Anda pulang dengan trauma, dengan ambang kekerasan yang jauh lebih rendah dari sebelumnya, jadi inilah alasan utama kami mengikuti ini," ungkap Fredrik Hallstrom, manajer unit kontra-terorisme di Sapo, mengatakan kepada Radio Swedia.

Sebelumnya, Swedia menjadi salah satu pengekspor jihadi per kapita utama Eropa, menyediakan lebih dari 300 "pejuang asing", sebagaimana mereka dijuluki dalam bahasa formal, untuk milisi Islam di Irak dan Suriah.

Kehadiran elemen sayap kanan asing di Ukraina telah diketahui sejak 2014, ketika konflik berkobar di bagian timur negara itu saat Donbass yang berbahasa Rusia mendeklarasikan kemerdekaan.

Salah satu contoh yang lebih terkenal termasuk warga Swedia Mikael Skillt yang telah berperang dengan batalion neo-Nazi Azov sejak 2014.

Skillt merupakan mantan pekerja konstruksi dan mengaku nasionalis dengan tujuh tahun pengalaman di Angkatan Darat Swedia dan Garda Nasional Swedia.

Dia melakukan tugas penembak jitu dan komandan unit pengintai yang lebih kecil.

Terlepas dari petunjuk yang jelas, termasuk lencana, hubungan neo-Nazi batalion Azov telah dibantah keras oleh para pemimpin Ukraina dan dengan cermat dikaburkan media Barat.

Sejauh ini berbagai media Barat mendukung narasi "Tidak Ada Nazi di Ukraina".

Setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta orang-orang dari seluruh dunia untuk bergabung dalam perang melawan Rusia, satu Legiun Internasional didirikan di Ukraina dan semua tentara bayaran asing dibebaskan dari visa.

Sebelumnya pada Maret, Rusia memperingatkan tentara bayaran asing tidak akan diampuni dan melakukan serangan rudal jelajah besar-besaran di pangkalan pelatihan militer Yavorov di Ukraina barat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1344 seconds (0.1#10.140)