Jerman dan Prancis Usir Puluhan Diplomat Rusia
loading...
A
A
A
BERLIN - Pemerintah Jerman menyatakan 40 diplomat Rusia sebagai "orang yang tidak diinginkan", tegas Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, tindakan yang sama saja dengan pengusiran dari negara itu.
Pengumuman yang dikeluarkan pada Senin (4/4/2022) itu mengikuti langkah serupa yang diambil oleh sejumlah negara Eropa dalam beberapa hari terakhir sebagai reaksi terhadap invasi Rusia di Ukraina. Tak lama setelah pengumuman Jerman, Prancis juga menyatakan akan mengusir 35 diplomat Rusia.
Menurut Baerbock, kebijakan yang diambil Jerman merupakan tanggapan terhadap “kebrutalan yang luar biasa” yang telah dilakukan Rusia di Ukraina. Sebelumnya, Rusia baru saja mendapat kritik global atas tuduhan bahwa pasukan Moskow melakukan pembantaian di Bucha, sebuah kota dekat Kiev.
“Gambar-gambar dari Bucha berbicara tentang kebrutalan yang luar biasa oleh para pemimpin Rusia dan oleh mereka yang mengikuti propagandanya dengan keinginan tak terbatas untuk memusnahkan,” kata Baerbock, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baerbock menggambarkan kehadiran para diplomat Rusia "sebagai ancaman" bagi lebih dari 300.000 orang Ukraina "yang telah mencari perlindungan di sini" sejak invasi dimulai. "Kami tidak akan lagi menoleransi itu, kami mengkomunikasikan itu kepada Duta Besar Rusia sore ini," katanya.
Baerbock mengatakan, Jerman akan mengambil langkah lebih lanjut “dengan mitra kami” termasuk “menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia, secara tegas memperluas dukungan untuk pasukan tempur Ukraina dan memperkuat sayap timur NATO.
Di sisi lain, Moskow mengatakan keputusan Jerman untuk mengusir sejumlah diplomat Rusia sebagai sikap "tidak bersahabat" dan akan memperburuk hubungan kedua negara.
“Pengurangan tidak berdasar dalam jumlah staf diplomatik di misi Rusia di Jerman akan mempersempit ruang untuk menjaga dialog antara negara-negara kita, yang akan menyebabkan memburuknya lebih lanjut dalam hubungan Rusia-Jerman,” kata kedutaan Rusia di Berlin dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.
Sementara itu, Prancis memutuskan pada Senin malam untuk mengusir sejumlah personel Rusia dengan status diplomatik yang ditempatkan di Prancis, yang kegiatannya bertentangan dengan kepentingan keamanan, ungkap Kementerian Luar Negeri Prancis.
Pengumuman yang dikeluarkan pada Senin (4/4/2022) itu mengikuti langkah serupa yang diambil oleh sejumlah negara Eropa dalam beberapa hari terakhir sebagai reaksi terhadap invasi Rusia di Ukraina. Tak lama setelah pengumuman Jerman, Prancis juga menyatakan akan mengusir 35 diplomat Rusia.
Menurut Baerbock, kebijakan yang diambil Jerman merupakan tanggapan terhadap “kebrutalan yang luar biasa” yang telah dilakukan Rusia di Ukraina. Sebelumnya, Rusia baru saja mendapat kritik global atas tuduhan bahwa pasukan Moskow melakukan pembantaian di Bucha, sebuah kota dekat Kiev.
“Gambar-gambar dari Bucha berbicara tentang kebrutalan yang luar biasa oleh para pemimpin Rusia dan oleh mereka yang mengikuti propagandanya dengan keinginan tak terbatas untuk memusnahkan,” kata Baerbock, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baerbock menggambarkan kehadiran para diplomat Rusia "sebagai ancaman" bagi lebih dari 300.000 orang Ukraina "yang telah mencari perlindungan di sini" sejak invasi dimulai. "Kami tidak akan lagi menoleransi itu, kami mengkomunikasikan itu kepada Duta Besar Rusia sore ini," katanya.
Baerbock mengatakan, Jerman akan mengambil langkah lebih lanjut “dengan mitra kami” termasuk “menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia, secara tegas memperluas dukungan untuk pasukan tempur Ukraina dan memperkuat sayap timur NATO.
Di sisi lain, Moskow mengatakan keputusan Jerman untuk mengusir sejumlah diplomat Rusia sebagai sikap "tidak bersahabat" dan akan memperburuk hubungan kedua negara.
“Pengurangan tidak berdasar dalam jumlah staf diplomatik di misi Rusia di Jerman akan mempersempit ruang untuk menjaga dialog antara negara-negara kita, yang akan menyebabkan memburuknya lebih lanjut dalam hubungan Rusia-Jerman,” kata kedutaan Rusia di Berlin dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram.
Sementara itu, Prancis memutuskan pada Senin malam untuk mengusir sejumlah personel Rusia dengan status diplomatik yang ditempatkan di Prancis, yang kegiatannya bertentangan dengan kepentingan keamanan, ungkap Kementerian Luar Negeri Prancis.
(esn)