Relawan AS di Ukraina Blak-blakan Ungkap Kejahatan Perang Kiev

Sabtu, 02 April 2022 - 00:15 WIB
loading...
A A A
Penduduk asli Ohio juga mengingat pertemuan dengan seorang pria berjanggut yang berbicara bahasa Arab di antara jajaran Legiun Georgia.

Hoeft mencurigai bahwa pria berjanggut itu adalah seorang pejuang asal Timur Tengah. “Bukannya itu salah, bukan berarti itu buruk, saya memiliki seorang pria bertopi dan janggut besar berlari ke arah saya…Saya di Ukraina, mengapa saya mendengar bahasa Arab?” tanya dia.

Hoeft telah menghadapi serangan dari pemerintah Ukraina yang menuduhnya sebagai antek Rusia, dan setelah muncul berita tentang perjalannya dengan judul sarkastis dari Rolling Stone, Daily Mail dan Majalah New York yang menggambarkannya sebagai seorang pengecut.

Video viral Hoeft menjelaskan tentang kekhawatirannya “ditembak dari belakang oleh pihak Anda sendiri.”

“Tidak ada yang namanya kemuliaan dalam kematian. Anda akan mati di parit dan Anda akan ditinggalkan di sana dan itu menjijikkan dan buruk,” ujar Hoeft.

Dia juga mengulangi poinnya dari kata-kata kasar viralnya tentang kurangnya persediaan, dengan mengatakan tiga hari setelah dia tiba, Legiun Georgia “mengirim sekelompok sukarelawan ke Kiev tanpa apa-apa. Tidak ada piring, tidak ada senjata, tidak ada perlengkapan. Mereka mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan senjata begitu mereka sampai di sana.”

Kemudian, dia berkata, “Satu orang berkata, 'Oh, saya punya senjata, tapi saya hanya punya sepuluh butir amunisi.' Kami mendengar cerita tentang seorang pria yang mendapatkan Glock (pistol) dan dikirim untuk berpatroli di bandara."

Hoeft mengatakan bahwa dia dan teman-temannya memutuskan mereka tidak akan pergi ke Kiev kecuali mereka dipersenjatai terlebih dahulu. “Anda dapat disergap dalam perjalanan ke Kiev (dan) hanya itu,” papar dia.

Hoeft berspekulasi tentang mengapa para sukarelawan asing tidak dilengkapi dengan baik, dengan mengatakan sebagian besar dari ratusan juta dolar peralatan Barat yang telah dikirim ke Kiev mungkin berakhir di tangan tentara Ukraina.

“Mereka ingin meminimalkan korban dari orang-orang mereka. Jadi, jika Anda memiliki banyak orang asing yang datang untuk menjadi sukarelawan, kirimkan mereka (tentara Ukraina) terlebih dahulu,” ujar dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)