Permudah Aktivitas Penyandang Disabilitas di Gaza dengan Bantuan Kursi Roda

Rabu, 30 Maret 2022 - 17:12 WIB
loading...
Permudah Aktivitas Penyandang Disabilitas di Gaza dengan Bantuan Kursi Roda
Warga Gaza penyandang disabilitas menerima bantuan kursi roda dari dermawan. FOTO/ACT
A A A
GAZA - Bantuan kursi roda kembali didatangkan Sahabat Dermawan di Indonesia untuk penyandang disabilitas di Gaza , Palestina. Sekitar 40 penyandang disabilitas yang tersebar di berbagai wilayah di Gaza, menerima bantuan yang diberikan pada awal 2022 ini.

Firdaus Guritno dari tim Global Humanity Network ACT menjelaskan, serangan bertahun-tahun Israel ke Gaza, kerap menyebabkan warga terluka. Tidak jarang, serangan tersebut juga membuat banyak warga Gaza menjadi lumpuh dan tidak bisa beraktivitas secara normal.



"Alasan tersebut lah yang mendasari dikirimnya bantuan kursi roda dari Sahabat Dermawan ini," ujar Firdaus, Rabu (16/3/2022). Selain untuk korban agresi, bantuan kursi roda ini juga diperuntukkan kepada warga Gaza yang memang memiliki gangguan motorik karena kekurangan fisik sejak lahir.

Firdaus berharap, bantuan ini dapat membawa keceriaan dari para penerima manfaat. Lewat kursi roda, para penyandang disabilitas dapat dipermudah mobilitas dan segala aktivitasnya.

Bantuan kursi roda selalu ACT dan para dermawan hadirkan setiap tahunnya di Gaza. Pada 2021 lalu, total 65 kursi roda dibagikan. Sementara pada 2020, ada sekitar 200 kursi roda.



Untuk diketahui, ada lebih dari 3 ribu penyandang disabilitas di Gaza. Naji Naji, direktur Persatuan Umum Penyandang Disabilitas Palestina di Jalur Gaza, mengatakan, penderitaan para penyandang disabilitas di Gaza telah semakin parah usai jumlah mereka yang meningkat, namun peralatan dan fasilitas yang ramah untuk mereka justru sangat minim.

“Ada kesulitan dalam pemberian bantuan, seperti kursi roda listrik, kruk, obat-obatan, baterai kursi roda, dan barang-barang lainnya. Para penyandang disabilitas sangat menderita selama Israel menyerang. Misalnya, banyak dari mereka yang tidak dapat melarikan diri dari pengeboman di dekatnya karena gerakan mereka lambat. Atau mereka tidak bisa menggunakan toilet di umum saat mengungsi." ujar Naji.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1921 seconds (0.1#10.140)