Houthi Yaman Terapkan Gencatan Senjata Sepihak, Tak Serang Saudi 3 Hari
loading...
A
A
A
RIYADH - Kelompok Houthi Yaman menyatakan pada Sabtu (26/3/2022), mereka akan menangguhkan serangan rudal dan pesawat tak berawak di Arab Saudi selama tiga hari. Kelompok itu juga mengumumkan penangguhan tiga hari operasi serangan darat di Yaman, termasuk di wilayah penghasil gas Marib.
"Ini adalah undangan tulus dan langkah praktis untuk membangun kembali kepercayaan dan membawa semua pihak dari arena pembicaraan ke arena tindakan," kata Mahdi al-Mashat, kepala kantor politik Houthi, dalam pidato yang disiarkan di televise, seperti dikutip dari Reuters.
Inisiatif sepihak datang ketika perang antara kelompok yang berpihak pada Iran dan koalisi yang dipimpin Saudi memasuki tahun ke-8 dan kekerasan telah memburuk selama beberapa bulan terakhir. Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan jutaan orang menghadapi kelaparan dan penyakit.
“Inisiatif hari Sabtu akan berlangsung jika koalisi membuka kembali pelabuhan dan menghentikan serangan udara,” kata Mashat. Ia menambahkan bahwa kelompok itu akan memperpanjang penangguhan operasi darat jika Arab Saudi mengumumkan penarikan pasukan asing dari Yaman dan berhenti mendukung milisi lokal.
Kecil kemungkinan kerajaan akan menyetujui kondisi seperti itu, karena Riyadh mengupayakan gencatan senjata inklusif bersamaan dengan pembukaan kembali pelabuhan dan bandara Sanaa.
Koalisi pimpinan Saudi menggempur pelabuhan laut Hodeidah dan Salif yang dikuasai Houthi dengan serangan udara pada hari Sabtu, sehari setelah kelompok itu melancarkan serangan luas ke Arab Saudi, termasuk pada fasilitas minyak di Jeddah, menyebabkan kebakaran besar yang mengirim gumpalan asap hitam besar.
Mencabut pembatasan yang diberlakukan oleh kapal perang koalisi di pelabuhan Laut Merah Yaman telah menjadi syarat utama Houthi untuk gencatan senjata. Arab Saudi mengatakan tidak ada blokade di pelabuhan dan itu hanya mencegah penyelundupan senjata.
Koalisi yang dipimpin Saudi menawarkan gencatan senjata sepihak tahun lalu dan Houthi menolak tawaran itu. Houthi mengatakan, situasi kemanusiaan dan pembukaan kembali pelabuhan perlu ditangani sebelum pembicaraan damai.
"Ini adalah undangan tulus dan langkah praktis untuk membangun kembali kepercayaan dan membawa semua pihak dari arena pembicaraan ke arena tindakan," kata Mahdi al-Mashat, kepala kantor politik Houthi, dalam pidato yang disiarkan di televise, seperti dikutip dari Reuters.
Inisiatif sepihak datang ketika perang antara kelompok yang berpihak pada Iran dan koalisi yang dipimpin Saudi memasuki tahun ke-8 dan kekerasan telah memburuk selama beberapa bulan terakhir. Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan jutaan orang menghadapi kelaparan dan penyakit.
“Inisiatif hari Sabtu akan berlangsung jika koalisi membuka kembali pelabuhan dan menghentikan serangan udara,” kata Mashat. Ia menambahkan bahwa kelompok itu akan memperpanjang penangguhan operasi darat jika Arab Saudi mengumumkan penarikan pasukan asing dari Yaman dan berhenti mendukung milisi lokal.
Kecil kemungkinan kerajaan akan menyetujui kondisi seperti itu, karena Riyadh mengupayakan gencatan senjata inklusif bersamaan dengan pembukaan kembali pelabuhan dan bandara Sanaa.
Koalisi pimpinan Saudi menggempur pelabuhan laut Hodeidah dan Salif yang dikuasai Houthi dengan serangan udara pada hari Sabtu, sehari setelah kelompok itu melancarkan serangan luas ke Arab Saudi, termasuk pada fasilitas minyak di Jeddah, menyebabkan kebakaran besar yang mengirim gumpalan asap hitam besar.
Mencabut pembatasan yang diberlakukan oleh kapal perang koalisi di pelabuhan Laut Merah Yaman telah menjadi syarat utama Houthi untuk gencatan senjata. Arab Saudi mengatakan tidak ada blokade di pelabuhan dan itu hanya mencegah penyelundupan senjata.
Koalisi yang dipimpin Saudi menawarkan gencatan senjata sepihak tahun lalu dan Houthi menolak tawaran itu. Houthi mengatakan, situasi kemanusiaan dan pembukaan kembali pelabuhan perlu ditangani sebelum pembicaraan damai.
(esn)