Rusia Sebut Tentara Ukraina Jadi Kelinci Percobaan Obat Eksperimental AS

Jum'at, 25 Maret 2022 - 05:16 WIB
loading...
Rusia Sebut Tentara...
Rusia sebut tentara Ukraina jadi sukarelawan obat eksperimental AS. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) telah terlibat dalam pengujian obat eksperimental pada "sukarelawan" dari jajaran militer Ukraina . Pernyataan itu dilontarkan komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia Letnan Jenderal Igor Kirillov.

Pengujian obat eksperimentaldilakukan dalam apa yang disebut proyek UP-8, yang diekspos oleh militer Rusia awal bulan ini.

“Kami terus mempublikasikan informasi tentang penelitian dengan partisipasi personel militer Ukraina. Saya ingin mencatat bahwa pekerjaan seperti itu dilarang di Amerika Serikat dan dilakukan oleh militer di luar negeri,” kata pejabat Rusia itu.



“Menurut data yang diterbitkan di media Bulgaria, sekitar 20 tentara Ukraina tewas selama percobaan di laboratorium Kharkov saja, dan 200 lainnya dirawat di rumah sakit,” tambah Kirillov, sambil mengklaim bahwa “lebih dari empat ribu orang” terlibat dalam pengujian di Ukraina seperti dikutip daru Russia Today, Jumat (25/3/2022).

Pejabat itu menyerahkan sebuah dokumen, yang konon dikirim oleh atase militer Ukraina di AS ke Kementerian Pertahanan negara itu pada April tahun lalu. Dokumen tersebut menyoroti pertemuan antara atase dan perwakilan perusahaan AS-Kanada Skymount, yang terlibat dalam penelitian terkait AI.

Menurut dokumen itu, perusahaan tersebut menunjukkan kepada pejabat Ukraina solusinya dalam pengamatan jarak jauh, serta Deep Drug AI, sebuah sistem yang digunakan untuk menyaring dan mengembangkan obat-obatan.



Sistem melakukan pekerjaan 60 orang per tahun per hari, sangat mengurangi jam kerja manual untuk menghasilkan molekul target baru dari obat yang sudah ada dan disetujui sebelumnya, menurut pengembangnya.

“Dokumen yang diterima mengkonfirmasi upaya untuk menguji obat yang sebelumnya belum diuji pada (tentara Ukraina). Kita berbicara tentang sistem penyaringan untuk obat-obatan 'Deep Drug', yang belum melewati prosedur perizinan di AS dan Kanada,” jelas Kirillov.

Sinisme khusus dari sponsor Amerika terletak pada kenyataan bahwa pengembang, perusahaan Skymount, menawarkan untuk membeli sistem secara komersial, terlepas dari kenyataan bahwa karyawan Kementerian Pertahanan Ukraina terlibat sebagai sukarelawan.



Lebih jauh Kirilov mengatakan Ukraina bukan negara pertama yang digunakan untuk penelitian farmasi yang didukung militer AS. Pada 2010, misalnya, Indonesia menutup Pusat Medis Angkatan Laut AS di Jakarta, yang tampaknya terlibat dalam proyek serupa, karena banyak pelanggaran, tambahnya.

Moskow mengangkat tuduhan penelitian farmasi dan biologi yang disponsori AS yang dilakukan di laboratorium rahasia yang tersebar di seluruh Ukraina setelah mengirim pasukan ke negara tetangga pada akhir Februari. Serangan itu terjadi setelah kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan akhirnya pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.

Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tegang di Langit Indo-Pasifik,...
Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
Langka, Houthi Tembakkan...
Langka, Houthi Tembakkan Rudal ke Israel Utara Meski AS Terus Gempur Yaman
Xi Jinping Tancap Gas,...
Xi Jinping Tancap Gas, Amerika Ketinggalan Jauh: Ini 4 Jurus Strategis China yang Bikin Waswas AS
Harvard dan Lebih dari...
Harvard dan Lebih dari 150 Universitas AS Gugat Pemerintahan Trump
Trump Buat Tawaran Terakhir...
Trump Buat Tawaran Terakhir untuk Akhiri Perang Ukraina
Putin akan Gelar Pertemuan...
Putin akan Gelar Pertemuan Puncak Khusus Rusia-Arab Tahun Ini
Jenazah Paus Disemayamkan...
Jenazah Paus Disemayamkan di Basilika Santo Petrus Sebelum Dimakamkan, Pemimpin Dunia Dijadwalkan Hadir
Apa Tujuan Rusia Menaruh...
Apa Tujuan Rusia Menaruh Jet Tempur di Biak Papua? Ini Analisis Lengkapnya
Rekomendasi
Daniel Dubois Ancam...
Daniel Dubois Ancam Pensiunkan Oleksandr Usyk: Aku Hancurkan Dia!
7 Fadilah Surat Maryam...
7 Fadilah Surat Maryam Ayat 30-35, Nomor Terakhir Meningkatkan Keimanan
Maknai Hari Kartini,...
Maknai Hari Kartini, BRI Berdayakan Wanita Indonesia melalui Program BRInita
Berita Terkini
26 Turis Hindu Dibantai...
26 Turis Hindu Dibantai di 'Mini Swiss' Kashmir, Ini Reaksi Dunia
44 menit yang lalu
Tegang di Langit Indo-Pasifik,...
Tegang di Langit Indo-Pasifik, Jet Tempur China Kejar Pesawat AS Dekat Kapal Induk
2 jam yang lalu
Pria Ini Ngebut dengan...
Pria Ini Ngebut dengan Tesla dan Tabrak Mati 3 Orang Sekeluarga, lalu Tertawa
2 jam yang lalu
Amerika Serikat Unjuk...
Amerika Serikat Unjuk Kekuatan Nuklir di Tengah Ketegangan Dunia
2 jam yang lalu
Langka, Houthi Tembakkan...
Langka, Houthi Tembakkan Rudal ke Israel Utara Meski AS Terus Gempur Yaman
2 jam yang lalu
Xi Jinping Tancap Gas,...
Xi Jinping Tancap Gas, Amerika Ketinggalan Jauh: Ini 4 Jurus Strategis China yang Bikin Waswas AS
3 jam yang lalu
Infografis
Selama Gencatan Senjata...
Selama Gencatan Senjata Paskah, Rusia Diserang Ukraina 1.300 Kali
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved