Zelensky Marahi AS dan NATO: Anda Ingin Ukraina Dibunuh Pelan-pelan oleh Rusia!

Senin, 07 Maret 2022 - 07:12 WIB
loading...
Zelensky Marahi AS dan...
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh AS dan NATO menginginkan rakyat Ukraina dibunuh pelan-pelan oleh Rusia. Foto/Screenshot Telegram via Times of Israel
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali meluapkan kemarahannya pada Amerika Serikat (AS) NATO karena tidak bertindak melawan Rusia . Dia menuduh aliansi Barat itu menginginkan orang-orang Ukraina dibunuh pelan-pelan oleh Moskow.

"Kami mengulangi setiap hari, 'Tutup langit di atas Ukraina!'," kata Zelensky dalam pesan video via Telegram pada hari Minggu.

“Jika Anda tidak melakukan itu, jika Anda setidaknya tidak memberi kami pesawat agar kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu kesimpulan–Anda juga ingin kami dibunuh secara pelan-pelan," ujarnya.

"Kami adalah manusia dan merupakan tugas kemanusiaan Anda untuk melindungi kami," imbuh dia.



Dalam pesan videonya, presiden yang juga mantan pelawak ini mengatakan Tuhan tidak akan mengampuni saat serangan Rusia meningkat di seluruh Ukraina.

"Alih-alih pengampunan, akan ada penghakiman," katanya.

"Hari ini adalah Minggu Pengampunan. Tapi kami tidak bisa memaafkan ratusan demi ratusan korban. Belum lagi ribuan demi ribuan yang menderita," ujarnya.

"Tuhan tidak akan mengampuni. Tidak hari ini. Tidak besok. Tidak pernah."

"Hari ini, sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang, orang tua dan dua anak, tewas di Irpin ketika mereka berusaha meninggalkan kota," kata Zelensky. "Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan."

Chernihiv di utara dan Mykolaiv di selatan mendapat serangan hebat pada hari Minggu waktu setempat. Demikian disampaikan penasihat Zelensky, Oleksiy Arestovich, di stasiun televisi Ukraina.

“Gelombang serangan rudal terbaru datang saat kegelapan turun,” kata Arestovich.

Mengutip New York Times, Senin (7/3/2022), evakuasi warga sipil yang direncanakan pada hari Minggu dari kota pesisir Ukraina; Mariupol, dibatalkan untuk kedua kalinya setelah pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia melanggar perjanjian gencatan senjata terbatas.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2137 seconds (0.1#10.140)