Dihajar Sanksi, Maskapai Terbesar Rusia Setop Semua Penerbangan Internasional
loading...
A
A
A
MOSKOW - Maskapai penerbangan terbesar Rusia, Aeroflot, akan menghentikan semua penerbangan internasionalnya, kecuali yang menuju Belarusia.
Langkah ini diambil sesuai rekomendasi dari pengawas penerbangan Rusia, Rosaviatsiya.
Rosaviatsiya meminta semua maskapai Rusia yang mengoperasikan pesawat sewaan asing untuk menghentikan penerbangan penumpang dan kargo ke luar negeri mulai 6 Maret, serta dari negara lain ke Rusia mulai 8 Maret.
“Aeroflot mengumumkan penangguhan sementara semua penerbangan internasional mulai 8 Maret (00:00 waktu Moskow) karena terjadinya keadaan tambahan yang menghambat pengoperasian penerbangan. Pembatalan ini juga berlaku untuk destinasi internasional dalam jadwal maskapai Rossiya dan Aurora,” papar pernyataan Aeroflot yang dirilis pada Sabtu (5/2/2022).
Mulai 6 Maret, maskapai akan berhenti menerima penerbangan internasional penumpang yang memiliki tiket pulang-pergi dengan kembali ke Rusia setelah 8 Maret.
"Penumpang penerbangan internasional dengan tiket sekali jalan yang berangkat dari Federasi Rusia akan diterima untuk transportasi sampai penerbangan dihentikan," ungkap pernyataan itu.
Mereka yang memesan pada penerbangan internasional yang sekarang dibatalkan berhak atas pengembalian uang penuh.
Pesawat Aeroflot akan terus terbang ke dan dari Minsk, ibu kota Belarusia, dan melintasi Rusia.
Maskapai penerbangan Rusia lainnya, maskapai penerbangan murah Pobeda, mengumumkan mereka juga akan menangguhkan penerbangan internasional mulai 8 Maret.
Mengungkap rekomendasinya kepada maskapai penerbangan, Rosaviatsiya mengutip keputusan “tidak ramah” yang diambil oleh “sejumlah negara asing” terhadap sektor penerbangan sipil Rusia.
“Langkah-langkah yang diberlakukan telah mengakibatkan penangkapan atau penahanan pesawat-pesawat sewaan asing,” ungkap regulator Rusia itu.
Sanksi Barat mencakup beragam sektor ekonomi dan telah dijatuhkan sebagai tanggapan atas serangan militer Moskow di Ukraina.
Rusia menganggap serangannya perlu untuk "demiliterisasi" Ukraina dan melindungi keselamatannya sendiri, tetapi negara-negara Barat menganggapnya sebagai peluncuran perang yang melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan.
Langkah ini diambil sesuai rekomendasi dari pengawas penerbangan Rusia, Rosaviatsiya.
Rosaviatsiya meminta semua maskapai Rusia yang mengoperasikan pesawat sewaan asing untuk menghentikan penerbangan penumpang dan kargo ke luar negeri mulai 6 Maret, serta dari negara lain ke Rusia mulai 8 Maret.
“Aeroflot mengumumkan penangguhan sementara semua penerbangan internasional mulai 8 Maret (00:00 waktu Moskow) karena terjadinya keadaan tambahan yang menghambat pengoperasian penerbangan. Pembatalan ini juga berlaku untuk destinasi internasional dalam jadwal maskapai Rossiya dan Aurora,” papar pernyataan Aeroflot yang dirilis pada Sabtu (5/2/2022).
Mulai 6 Maret, maskapai akan berhenti menerima penerbangan internasional penumpang yang memiliki tiket pulang-pergi dengan kembali ke Rusia setelah 8 Maret.
"Penumpang penerbangan internasional dengan tiket sekali jalan yang berangkat dari Federasi Rusia akan diterima untuk transportasi sampai penerbangan dihentikan," ungkap pernyataan itu.
Mereka yang memesan pada penerbangan internasional yang sekarang dibatalkan berhak atas pengembalian uang penuh.
Pesawat Aeroflot akan terus terbang ke dan dari Minsk, ibu kota Belarusia, dan melintasi Rusia.
Maskapai penerbangan Rusia lainnya, maskapai penerbangan murah Pobeda, mengumumkan mereka juga akan menangguhkan penerbangan internasional mulai 8 Maret.
Mengungkap rekomendasinya kepada maskapai penerbangan, Rosaviatsiya mengutip keputusan “tidak ramah” yang diambil oleh “sejumlah negara asing” terhadap sektor penerbangan sipil Rusia.
“Langkah-langkah yang diberlakukan telah mengakibatkan penangkapan atau penahanan pesawat-pesawat sewaan asing,” ungkap regulator Rusia itu.
Sanksi Barat mencakup beragam sektor ekonomi dan telah dijatuhkan sebagai tanggapan atas serangan militer Moskow di Ukraina.
Rusia menganggap serangannya perlu untuk "demiliterisasi" Ukraina dan melindungi keselamatannya sendiri, tetapi negara-negara Barat menganggapnya sebagai peluncuran perang yang melanggar hukum dan tidak dapat dibenarkan.
(sya)