Senator AS Serukan Bunuh Putin, Kedubes Rusia Naik Darah

Jum'at, 04 Maret 2022 - 16:18 WIB
loading...
Senator AS Serukan Bunuh...
Senator AS serukan bunuh Presiden Vladimir Putin, Kedubes Rusia minta penjelasan. Foto/NBC News
A A A
WASHINGTON - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah jatuh ke titik terendah sepanjang masa atas keputusan Kremlin memulai operasi khusus di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut operasi khusus itu dimaksudkan untuk "menghancurkan Nazi dan demiliterisasi" Kiev, serta melindungi penduduk dari dua wilayah yang memisahkan diri, Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.

Di tengah memanasnya perang, senator AS Lindsey Graham menyerukan orang-orang Rusia untuk membunuhPresiden Rusia Vladimir Putin.

Graham, yang juga anggota Komite Anggaran Senat, memposting pernyataan di Twitter yang bertanya-tanya apakah ada Brutus di Rusia atau "Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses", merujuk pada politisi Romawi dan perwira Jerman, yang terlibat dalam pembunuhan Julius Caesar dan percobaan pembunuhan Adolf Hitler.



"Satu-satunya cara ini berakhir adalah seseorang di Rusia membawa orang ini keluar. Anda akan melakukan negara Anda - dan dunia - layanan yang hebat", tulis Lindsey Graham.

Dalam posting tindak lanjut, senator Carolina Selatan itu, meminta orang-orang Rusia untuk "memperbaiki" masalah ini.

"Kecuali jika Anda ingin hidup dalam kegelapan selama sisa hidup Anda, terisolasi dari seluruh dunia dalam kemiskinan, dan hidup dalam kegelapan Anda perlu mengambil tindakan," tulisnya.

Seruan senator dari Partai Republik itu pun menuai kecaman dari Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di AS. Mereka menuntut penjelasan dari pernyataan Graham yang disebut sebagai pernyataan kriminal.



Misi diplomatik tersebut menunjuk pada tingkat yang sangat tinggi dari Russophobia dan kebencian di Amerika Serikat terhadap Rusia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1340 seconds (0.1#10.140)