Putin Siagakan Senjata Nuklir karena Frustrasi Invasi ke Ukraina Tak Mulus
loading...
A
A
A
Tetapi Khalfa juga mengatakan: "Menurut pendapat semua orang yang telah bertemu Putin, dia mengisolasi dirinya sendiri, terkunci dalam logika paranoid, strateginya tidak mungkin untuk dibaca.”
Menjatuhkan Doktrin Rusia?
Ancaman penggunaan senjata nuklir Putin semakin membingungkan karena berangkat dari doktrin pencegahan nuklir Rusia yang sudah mapan.
Pada tahun 2020, Putin menyetujui “prinsip-prinsip dasar” dengan empat kasus ketika Moskow dapat menggunakan senjata nuklir.
Itu adalah ketika rudal balistik ditembakkan ke wilayah Rusia atau sekutunya, ketika musuh menggunakan senjata nuklir, serangan terhadap situs senjata nuklir Rusia, atau serangan yang mengancam keberadaan negara Rusia.
Tak satu pun dari kriteria tersebut telah terpenuhi dalam konflik saat ini.
Terlebih lagi, Rusia bergabung dengan empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB pada Januari dalam menandatangani dokumen yang menegaskan bahwa “perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan”.
"Salvo verbal terbaru Putin menunjukkan ambiguitas, bahkan mungkin kemunafikan, dari jenis deklarasi ini," kata Finaud, seperti dikutip AFP, Senin (28/2/2022).
“Jika kita menerapkan doktrin [pernyataan bersama] akan ada upaya besar-besaran untuk perlucutan senjata. Padahal kita melihat bahwa relatif sedikit yang telah dilakukan pada arah itu.”
"Untuk saat ini, masih ada risiko yang sangat tinggi untuk tergelincir atau salah tafsir atau bahkan manipulasi yang disengaja yang dapat memicu pertukaran nuklir," imbuh dia.
Menjatuhkan Doktrin Rusia?
Ancaman penggunaan senjata nuklir Putin semakin membingungkan karena berangkat dari doktrin pencegahan nuklir Rusia yang sudah mapan.
Pada tahun 2020, Putin menyetujui “prinsip-prinsip dasar” dengan empat kasus ketika Moskow dapat menggunakan senjata nuklir.
Itu adalah ketika rudal balistik ditembakkan ke wilayah Rusia atau sekutunya, ketika musuh menggunakan senjata nuklir, serangan terhadap situs senjata nuklir Rusia, atau serangan yang mengancam keberadaan negara Rusia.
Tak satu pun dari kriteria tersebut telah terpenuhi dalam konflik saat ini.
Terlebih lagi, Rusia bergabung dengan empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB pada Januari dalam menandatangani dokumen yang menegaskan bahwa “perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperjuangkan”.
"Salvo verbal terbaru Putin menunjukkan ambiguitas, bahkan mungkin kemunafikan, dari jenis deklarasi ini," kata Finaud, seperti dikutip AFP, Senin (28/2/2022).
“Jika kita menerapkan doktrin [pernyataan bersama] akan ada upaya besar-besaran untuk perlucutan senjata. Padahal kita melihat bahwa relatif sedikit yang telah dilakukan pada arah itu.”
"Untuk saat ini, masih ada risiko yang sangat tinggi untuk tergelincir atau salah tafsir atau bahkan manipulasi yang disengaja yang dapat memicu pertukaran nuklir," imbuh dia.