Pasukan Nuklir Rusia Siaga Tinggi, Taktik Putin Tekan Ukraina

Senin, 28 Februari 2022 - 11:03 WIB
loading...
Pasukan Nuklir Rusia Siaga Tinggi, Taktik Putin Tekan Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan nuklir ditempatkan dalam siaga tinggi di tengah perang dengan Ukraina yang semakin memanas. Foto/REUTERS
A A A
KIEV - Ukraina mengatakan perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi adalah taktik menekan Kiev.

Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, itu adalah taktik Putin untuk menekan para delegasi Kiev yang akan melakukan perundingan dengan Moskow hari ini (28/2/2022).

Dia menegaskan bahwa Kiev tidak akan takut dengan taktik seperti itu.

Kuleba mengatakan Rusia telah membatalkan prasyarat untuk pembicaraan damai setelah mengalami kemunduran dalam invasi militernya.



Menurutnya, Ukraina akan mendengarkan apa yang dikatakan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Minggu bahwa Rusia telah setuju untuk melakukan pembicaraan di sebuah tempat di perbatasan Belarusia dekat Sungai Pripyat.

Ini akan menjadi perundingan pertama sejak Rusia menginvasi tetangganya pekan lalu.

Tidak segera jelas siapa yang akan mewakili kedua belah pihak dalam pembicaraan itu.

Media Ukraina mengatakan Ukraina mengirim wakil Kuleba ke pertemuan itu, lokasi yang tepat dan waktu yang tidak diungkapkan.

"Kami melihat pengumuman ini, perintah [Putin] ini, sebagai upaya untuk meningkatkan taruhan dan memberikan tekanan tambahan pada delegasi Ukraina. Tapi kami tidak akan menyerah pada tekanan ini," kata Kuleba, seperti dikutip Reuters.

Rusia telah menyerang Ukraina dari tiga sisi pekan lalu, menembaki kota-kota terutama di selatan, timur dan utara negara itu dan maju ke ibu kota nasional; Kiev.

Ukraina mengatakan Rusia telah menderita ribuan kerugian, meskipun jumlah korban tidak dapat diverifikasi secara independen dan Rusia belum merilis angkanya sendiri.

"Saya ingin mengingatkan Anda bahwa hanya beberapa hari yang lalu ketika perang dimulai, Rusia sama sekali tidak tertarik pada pembicaraan apa pun. Setelah mereka menderita kerugian...dan Blitzkrieg gagal, Rusia mulai berbicara dengan bahasa ultimatum," ucap Kuleba.

"Ketika Rusia terus menderita, ketika tentara Rusia mengalami kekalahan demi kekalahan, tuntutan, prasyarat, ultimatum Rusia dikesampingkan, dan sekarang mereka menyampaikan pesan kepada kami bahwa mereka hanya ingin berbicara."

Kuleba mengatakan Ukraina tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayahnya.

Pembicaraan itu dimungkinkan setelah Zelensky mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Zelensky mengatakan Lukashenko telah mengambil tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pesawat, helikopter dan rudal yang ditempatkan di wilayah Belarusia tetap berada di darat selama perjalanan para delegasi Kiev.

Belarus telah menjadi perantara untuk negosiasi sebelumnya antara Ukraina dan Rusia sejak 2014 tetapi Ukraina mengatakan menolak untuk mengadakan pembicaraan baru di tanah Belarusia setelah Minsk menjadi salah satu tempat untuk memuluskan invasi Moskow.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1000 seconds (0.1#10.140)