Rusia Bakal Gelar Latihan Nuklir Besar-besaran di Tengah Krisis Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengumumkan latihan nuklir besar-besaran di tengah ketegangan yang sudah mencapai tingkat tertinggi sejak Perang Dingin terkait krisis di perbatasan negara itu dengan Ukraina .
Dalam pengumumannya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakkan Presiden Vladimir Putin akan memantau langsung latihan yang akan digelar pada Sabtu esok itu seperti dilansir dari AP, Jumat (18/2/2022).
Latihan itu akan melibatkan beberapa latihan peluncuran rudal, sebuah peringatan yang jelas tentang kekuatan nuklir Rusia di tengah pertikaian dnegan Barat.
Krisis Ukraina dipicu oleh ketakutan Barat atas keberadaan 150 ribu tentara Rusia - termasuk sekitar 60% dari keseluruhan pasukan darat Rusia - yang ditempatkan di sekitar perbatasan Ukraina.
Kremlin menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang, tetapi telah lama menganggap Ukraina sebagai bagian dari lingkup pengaruhnya dan ekspansi NATO ke arah timur sebagai ancaman eksistensial.
Tuntutan utama Moskow dalam krisis ini adalah bahwa NATO berjanji untuk tidak pernah mengizinkan Ukraina bergabung, sebuah langkah yang ditolak mentah-mentah oleh aliansi Barat.
Dalam perkembangannya, Rusia mengatakan pada Rabu (16/2/2022) bahwa pihaknya akan menarik lebih banyak pasukan dan senjata ke pangkalan. Kementerian Pertahanan Rusia pun merilis sebuah video yang menunjukkan satu kereta berisi kendaraan lapis baja bergerak melintasi jembatan dari Crimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Sehari sebelumnya, kementerian yang sama juga melaporkan dimulainya penarikan pasukan mengikuti latihan militer di dekat Ukraina.
Dalam pengumumannya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakkan Presiden Vladimir Putin akan memantau langsung latihan yang akan digelar pada Sabtu esok itu seperti dilansir dari AP, Jumat (18/2/2022).
Latihan itu akan melibatkan beberapa latihan peluncuran rudal, sebuah peringatan yang jelas tentang kekuatan nuklir Rusia di tengah pertikaian dnegan Barat.
Krisis Ukraina dipicu oleh ketakutan Barat atas keberadaan 150 ribu tentara Rusia - termasuk sekitar 60% dari keseluruhan pasukan darat Rusia - yang ditempatkan di sekitar perbatasan Ukraina.
Kremlin menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang, tetapi telah lama menganggap Ukraina sebagai bagian dari lingkup pengaruhnya dan ekspansi NATO ke arah timur sebagai ancaman eksistensial.
Tuntutan utama Moskow dalam krisis ini adalah bahwa NATO berjanji untuk tidak pernah mengizinkan Ukraina bergabung, sebuah langkah yang ditolak mentah-mentah oleh aliansi Barat.
Dalam perkembangannya, Rusia mengatakan pada Rabu (16/2/2022) bahwa pihaknya akan menarik lebih banyak pasukan dan senjata ke pangkalan. Kementerian Pertahanan Rusia pun merilis sebuah video yang menunjukkan satu kereta berisi kendaraan lapis baja bergerak melintasi jembatan dari Crimea, semenanjung Laut Hitam yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Sehari sebelumnya, kementerian yang sama juga melaporkan dimulainya penarikan pasukan mengikuti latihan militer di dekat Ukraina.