Australia Evakuasi Kedubes di Kiev, Desak China Bersikap Soal Krisis Ukraina

Minggu, 13 Februari 2022 - 16:15 WIB
loading...
Australia Evakuasi Kedubes...
Ilustrasi
A A A
SYDNEY - Australia mengatakan pada Minggu (13/2/2022), bahwa mereka sedang mengevakuasi kedutaan besarnya di Kiev, Ukraina karena situasi di perbatasan Rusia-Ukraina memburuk dengan cepat. Sementara Perdana Menteri Scott Morrison meminta China untuk tidak tetap "diam" pada krisis tersebut.

“Staf kedutaan Australia di Kyiv diarahkan ke kantor sementara di Lviv, sebuah kota di Ukraina barat, sekitar 70 km dari perbatasan dengan Polandia,” kata Menteri Luar Negeri Marise Payne dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.

Baca: Australia dan Selandia Baru Desak Warganya di Ukraina untuk Pergi

"Kami terus menyarankan warga Australia untuk segera meninggalkan Ukraina dengan cara komersial," lanjut Payne. Langkah Australia ini mengikuti kebijakan yang diambil sejumlah negara Barat soal perwakilan diplomatik mereka di Kiev.

Morrison mengatakan, bahwa situasinya "mencapai tahap yang sangat berbahaya" dan menambahkan bahwa "tindakan sepihak otokratis Rusia untuk mengancam dan menggertak Ukraina adalah sesuatu yang sepenuhnya dan sama sekali tidak dapat diterima".

Morrison, yang pemerintahannya memiliki hubungan dingin dengan China, juga meminta Beijing untuk berbicara atas nama Ukraina. Permintaan ini dilayangkan setelah China mengkritik pertemuan para Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan India di Melbourne pekan lalu.

Baca: Ribuan Warga Ukraina Berdemo di Kiev, Galang Persatuan Hadapi Ancaman Rusia

"Pemerintah China dengan senang hati mengkritik Australia, namun tetap diam terhadap pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina," kata Morrison dalam konferensi pers.

"Koalisi otokrasi yang kita lihat, berusaha untuk menggertak negara lain, bukanlah sesuatu yang Australia pernah ambil posisi ringan," lanjutnya.



Hubungan antara Australia dan China, mitra dagang utamanya, memburuk setelah Canberra melarang Huawei Technologies dari jaringan broadband 5G-nya pada tahun 2018, memperketat undang-undang terhadap campur tangan politik asing, dan mendesak penyelidikan independen terhadap asal usul COVID-19.

Sementara AS dan Eropa meningkatkan peringatan mereka tentang kemungkinan serangan segera oleh Rusia di Ukraina. Sementara Kremlin, yang berdesak-desakan untuk mendapatkan lebih banyak pengaruh di Eropa pasca-Perang Dingin, menolak tanggapan diplomatik bersama UE-NATO terhadap tuntutannya untuk mengurangi ketegangan sebagai tindakan yang tidak sopan.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Parade Hari Kemenangan...
Parade Hari Kemenangan Jadi Taruhan Besar bagi Putin, Berikut 4 Alasannya
Apa Rusia Membantu Padamkan...
Apa Rusia Membantu Padamkan Kebakaran Israel?
Meski Ukraina Tebar...
Meski Ukraina Tebar Ancaman, Siapa yang Datang ke Parade Hari Kemenangan di Moskow?
Trump Incar Bantuan...
Trump Incar Bantuan Erdogan untuk Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Eropa Tak Bisa Mempertahankan...
Eropa Tak Bisa Mempertahankan Diri Melawan Rusia, Ini 6 Penyebabnya
Rusia Tutup Semua Bandara...
Rusia Tutup Semua Bandara di Moskow akibat Serangan Pesawat Nirawak Ukraina
Didukung Rusia, Tetangga...
Didukung Rusia, Tetangga Indonesia Ini Resmi Ajukan Diri Gabung BRICS
Indonesia Minta India...
Indonesia Minta India dan Pakistan Menahan Diri Pasca Serangan di Kashmir, WNI Diimbau Waspada
Spesifikasi Jet Tempur...
Spesifikasi Jet Tempur Rafale India dan Insiden Penembakan Tiga Pesawat oleh Pakistan
Rekomendasi
Bawaslu dan MK Diminta...
Bawaslu dan MK Diminta Usut Modus Baru di PSU Pilkada Bengkulu Selatan
Hasil Piala Asia Futsal...
Hasil Piala Asia Futsal 2025: Timnas Futsal Putri Indonesia Takluk dari Jepang 
Sadis! Pria di Cikarang...
Sadis! Pria di Cikarang Bacok Mantan Kekasih hingga Tangan Putus
Berita Terkini
Gagal Mendarat di Kapal...
Gagal Mendarat di Kapal Induk AS, Pesawat Tempur Senilai Rp1,2 Triliun Ini Jatuh ke Laut
Terungkap Alasan Tentara...
Terungkap Alasan Tentara India Kibarkan Bendera Putih
Setelah Berlaku di Sekolah,...
Setelah Berlaku di Sekolah, Mendagri Prancis Akan Larang Penggunaan Jilbab di Kampus
3 Negara yang Bisa Membantu...
3 Negara yang Bisa Membantu Pakistan Jika Perang dengan India, Siapa Saja?
25.000 Penduduk Kota...
25.000 Penduduk Kota Lice di Turki Nge-Fly setelah Polisi Bakar 20 Ton Ganja
Pemerintah Pakistan...
Pemerintah Pakistan Perintahkan Militer untuk Membalas Serangan India
Infografis
Tegaskan Status Negara...
Tegaskan Status Negara Berdaulat, Taiwan Lawan China di PBB
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved