Jenderal AS Bicara Ngerinya Rudal Nuklir Rusia: Seperti Chernobyl Terbang

Selasa, 08 Februari 2022 - 09:53 WIB
loading...
Jenderal AS Bicara Ngerinya Rudal Nuklir Rusia: Seperti Chernobyl Terbang
Direktur Rencana dan Kebijakan STRATCOM AS Mayor Jenderal Jerdinand B. Stoss berbicara tentang mengerikannya menghadapi senjata nuklir Rusia dan China. Foto/Business Insider
A A A
WASHINGTON - Salah satu jenderal utama Pentagon berbicara tentang mengerikannya menghadapi ancaman senjata nuklir Rusia dan China pada saat ini.

Salah satunya adalah rudal jelajah antarbenua Skyfall, yang kebanyakan orang mengibaratkannya seperti Chernobyl terbang.

Chernoyl adalah reaktor nuklir Uni Soviet di Ukraina yang mengalami ledakan dan kebocoran hebat pada 26 April 1986. Itu tercatat sebagai kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah.

Direktur Rencana dan Kebijakan Komando Strategis (STRATCOM) Mayor Jenderal Angkatan Udara Ferdinand B. Stoss, dalam KTT Pencegahan Nuklir 2022 yang digelar secara virtul, Senin, mengatakan menghadapi momen tanpa preseden sejarah, AS perlu mengkalibrasi ulang untuk berurusan dengan dua rekan nuklir; China dan Rusia.

Kalibrasi ulang itu untuk memodernisasi seluruh aset nuklirnya.



Berbicara kepada audiens pejabat industri, akademisi, dan lainnya, Stoss melukiskan gambaran lingkungan strategis yang, dalam beberapa hal, bahkan melampaui apa yang dihadapi AS selama Perang Dingin.

“Saya pikir kami bisa sepakat bahwa Amerika Serikat, sekutu kami, mitra kami tidak pernah menghadapi ancaman semacam ini selama lebih dari 30 tahun,” katanya.

“Dan bukan hanya ancaman. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ini adalah pertama kalinya kami memiliki dinamika rekan nuklir tiga pihak," ujarnya.

"Dan kami tidak memiliki sejarah tentang ini. Ini epik. Dan saya tidak berpikir kami telah sepenuhnya berurusan dengan semua konsekuensi yang akan terjadi saat kami berbaris ke masa depan, tetapi kami benar-benar perlu.”

Selama beberapa dekade sekarang, Stoss menambahkan, AS telah terlibat dalam konflik di mana sebagian besar dapat mengendalikan tingkat kekerasan. Sekarang, bagaimanapun, itu berubah.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1443 seconds (0.1#10.140)