Erdogan Positif Omicron, 2 Hari setelah Bertemu Presiden Ukraina

Sabtu, 05 Februari 2022 - 22:48 WIB
loading...
Erdogan Positif Omicron, 2 Hari setelah Bertemu Presiden Ukraina
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto/REUTERS
A A A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggunakan Twitter untuk mengumumkan dia dan istrinya telah dites positif terkena virus corona dan memiliki gejala ringan.

Erdogan mengaku terjangkit Omicron. Menurut pernyataannya di Twitter, tes COVID yang dia dan istrinya lakukan sebelumnya telah kembali positif.

“Hari ini, hasil tes COVID-19 yang saya bawa bersama istri setelah gejala ringan ternyata positif. Kami mengalami kasus ringan penyakit yang kami ketahui adalah varian Omicron. Kami sedang dalam misi kami. Kami akan terus bekerja dari rumah. Kami menunggu doa Anda," tweet Presiden Turki, dilansir Sputnik pada Sabtu (5/2/2022).



Awal pekan ini, Erdogan dan istrinya melakukan kunjungan ke Kiev saat Presiden Turki bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Mereka membahas ketegangan yang sedang berlangsung di Ukraina.



Erdogan berulang kali menawarkan bantuan kepada Zelensky untuk menengahi krisis. Tawaran itu diterima Presiden Ukraina.



Erdogan juga menyarankan menjadi tuan rumah pertemuan antara Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut Erdogan, Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya belum melakukan apa pun untuk menyelesaikan krisis Rusia-Ukraina.

"Saya harus mengatakan ini dengan sangat jelas: jika Anda memperhatikan, Barat sayangnya tidak berkontribusi apa pun untuk menyelesaikan masalah ini ... Saya dapat mengatakan bahwa mereka benar-benar hanya penghalang ... Ketika kita melihat ... Amerika Serikat, Biden belum menunjukkan pendekatan positif terhadap masalah ini," papar Erdogan selama penerbangan kembali, seperti dikutip Reuters.

Turki berbagi perbatasan maritim dengan Rusia dan Ukraina di Laut Hitam. Saat mengomentari konflik Rusia-Ukraina, Erdogan mengatakan sebagai anggota NATO, Turki akan melakukan apa yang diperlukan jika Rusia menginvasi Ukraina, tetapi pada saat yang sama, dia telah berbicara menentang sanksi terhadap Rusia yang telah diancam oleh AS, Inggris dan Uni Eropa (UE).

Rusia telah berulang kali menolak tuduhan Barat bahwa mereka merencanakan menyerang Ukraina.

Moskow menyalahkan AS karena menghebohkan topik "ancaman Rusia". Moskow telah menekankan peningkatan aktivitas militer NATO di dekat perbatasan Rusia serta bantuan keuangan dan militer aktif ke Ukraina menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional Rusia.

Dalam upaya mengurangi ketegangan di Ukraina, Rusia mengajukan proposal jaminan keamanannya ke AS dan NATO pada Desember.

Menjaga Ukraina tetap di luar NATO adalah salah satu persyaratan utama yang digariskan Moskow tetapi AS dan NATO menanggapi dengan mengatakan mereka tidak akan menerima syarat ini dan menolak mengorbankan apa yang disebut "kebijakan pintu terbuka" blok itu.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1659 seconds (0.1#10.140)