Jejak Berdarah Bos ISIS Al-Qurayshi: Arsitek Genosida Yazidi
loading...
A
A
A
Penargetan Yazidi adalah salah satu kejahatan paling mengerikan dari ISIS selama periode singkat kelompok ekstrimis itu menguasai bagian utara Irak. Sejak Agustus 2014, ISIS terlibat dalam pembunuhan massal, kekerasan seksual, penyiksaan dan perbudakan terhadap Yazidi, kelompok minoritas berbahasa Kurdi yang mempraktikkan agama monoteistik dan sebagian besar tinggal di wilayah Sinar, Irak.
Menurut data dari Amnesty International pada November 2021, lebih dari 5.000 orang tewas dan lebih dari 400.000 orang mengungsi dari rumah mereka.
"Hingga saat ini, lebih dari 2.800 wanita dan anak-anak Yazidi masih ditahan oleh ISIS atau masih hilang,” menurut data tersebut.
Pembunuhan al-Qurayshi diharapkan dapat mengembalikan fokus dunia pada penderitaan kelompok Yazidi.
“Masih banyak yang harus dilakukan... Sikap apatis masyarakat internasional terhadap kekejaman ini telah membuat masyarakat tidak memiliki harapan untuk keadilan dan akuntabilitas. Sampai hari ini," kata aktivis Yazidi dan peraih Nobel Perdamaian, Nadia Murad, dalam sebuah pernyataan.
Dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan khusus AS, seperti pendahulunya, al-Qurayshi melakukan aksi bunuh diri bersama keluarganya dengan menggunakan bom untuk menghindari penangkapan.
Menurut data dari Amnesty International pada November 2021, lebih dari 5.000 orang tewas dan lebih dari 400.000 orang mengungsi dari rumah mereka.
"Hingga saat ini, lebih dari 2.800 wanita dan anak-anak Yazidi masih ditahan oleh ISIS atau masih hilang,” menurut data tersebut.
Pembunuhan al-Qurayshi diharapkan dapat mengembalikan fokus dunia pada penderitaan kelompok Yazidi.
“Masih banyak yang harus dilakukan... Sikap apatis masyarakat internasional terhadap kekejaman ini telah membuat masyarakat tidak memiliki harapan untuk keadilan dan akuntabilitas. Sampai hari ini," kata aktivis Yazidi dan peraih Nobel Perdamaian, Nadia Murad, dalam sebuah pernyataan.
Dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan khusus AS, seperti pendahulunya, al-Qurayshi melakukan aksi bunuh diri bersama keluarganya dengan menggunakan bom untuk menghindari penangkapan.
(ian)