Rusia Tolak Mundur, AS Kerahkan 3.000 Tentara di Dekat Ukraina

Kamis, 03 Februari 2022 - 10:09 WIB
loading...
Rusia Tolak Mundur,...
Amerika Serikat mengerahkan ribuan tentara ke negara-negara NATO di dekat Ukraina setelah Rusia menolak menarik pasukannya dari perbatasannya dengan Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengerahkan 3.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina . Itu terjadi setelah Moskow menolak untuk menarik 100.000 tentaranya dari perbatasan Rusia dengan tetangganya.

Sebanyak 1.000 tentara AS di Jerman dikirim ke Rumania, dan 2.000 lainnya di Amerika Serikat diterbangkan ke Jerman dan Polandia.

Washington berdalih pengerahan ribuan tentara itu untuk memperkuat pasukan NATO di Eropa Timur.

"Selama (Presiden Vladimir Putin) bertindak agresif, kami akan memastikan kami meyakinkan sekutu NATO kami di Eropa timur bahwa kami ada di sana," kata Presiden Joe Biden setelah pengerahan ribuan tentara diumumkan, seperti dikutip AFP, Kamis (3/2/2022).



Sebagai tanggapan, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko mengatakan langkah itu akan mempersulit kompromi antara kedua belah pihak.

"Pengerahan tentara AS merupakan langkah-langkah destruktif yang meningkatkan ketegangan militer dan mengurangi ruang lingkup untuk keputusan politik," katanya.

Kekuatan Barat telah terlibat dalam upaya diplomatik yang intens—ditambah dengan ancaman sanksi terhadap lingkaran dalam Putin—untuk mencegah apa yang mereka takutkan sebagai invasi yang membayangi Ukraina, meskipun ada penolakan keras dari Moskow.

Kanselir Jerman Olaf Scholz kemarin mengumumkan dia akan segera melakukan perjalanan ke Moskow untuk membahas krisis Ukraina.

Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan perjalanan serupa mungkin akan dilakukan-tergantung pada pembicaraan telepon yang akan datang dengan para pemimpin dunia lainnya.

Di Washington, juru bicara Pentagon John Kirby menekankan bahwa gerakan pasukan AS adalah untuk menunjukkan komitmen terhadap aliansi NATO.

Menurutnya, tidak ada tentara Amerika yang akan dikirim untuk berperang di Ukraina, yang bukan anggota NATO.

Tapi itu tidak mungkin untuk meredakan kemarahan Putin, yang menuduh Amerika Serikat dan NATO berusaha untuk "menahan" Rusia dengan menempatkan pasukan dan senjata strategis di perbatasannya.

“Ukraina sendiri hanyalah alat untuk mencapai tujuan ini,” kata Putin pada hari Selasa dalam komentar besar pertamanya dalam beberapa minggu tentang krisis tersebut.

Putin telah menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, dan secara implisit mengancam negara pecahan Soviet itu dengan pengerahan militer besar-besaran.

Rusia juga ingin NATO dan Amerika Serikat untuk mengantisipasi penyebaran sistem rudal di dekat perbatasan Rusia dan untuk menarik kembali pasukan NATO di Eropa timur.

Putin telah membiarkan pintu terbuka untuk pembicaraan, mengatakan dia sedang mempelajari proposal Barat yang ditetapkan bulan lalu sebagai tanggapan atas tuntutan Rusia, dan dia berharap bahwa pada akhirnya semua pihak akan menemukan solusi.

Tetapi dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kemarin, dia mencatat keengganan NATO untuk secara memadai menanggapi kekhawatiran Rusia yang beralasan.

Kremlin juga mengeklaim mendapat dukungan China dalam kebuntuan krisis tersebut, dan itu akan ditunjukkan ketika Putin bertemu Presiden Xi Jinping di Beijing besok.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1486 seconds (0.1#10.140)