Taliban-AS Bertemu di Norwegia Bahas Aset Afghanistan

Kamis, 27 Januari 2022 - 02:16 WIB
loading...
Taliban-AS Bertemu di...
Delegasi Taliban telah membahas aset Afghanistan yang dibekukan, sanksi dan bantuan kemanusiaan dengan pejabat Departemen Keuangan AS di Norwegia. Foto/Al Jazeera
A A A
KABUL - Delegasi Taliban telah membahas aset Afghanistan yang dibekukan, sanksi dan bantuan kemanusiaan dengan pejabat Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) di Norwegia. Hal itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri Afghanistan yang dipimpin Taliban.

Sebelumnya pada hari Sabtu lalu, sebuah delegasi yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri pemerintah sementara Taliban, Amir Khan Muttaqi, tiba di Norwegia dalam kunjungan tiga hari untuk membahas pemberian bantuan kemanusiaan ke Afghanistan serta masalah politik, pendidikan dan ekonomi.

Baca juga: Kunjungan Mewah Taliban ke Norwegia Dianggap Hamburkan Dana Rp11 Miliar

"Pembicaraan serius dan efektif juga diadakan dengan pejabat senior Departemen Keuangan AS tentang aset yang dibekukan, sanksi ekonomi, bantuan kemanusiaan, dan percepatan kegiatan ekonomi untuk mengurangi pembatasan transaksi perbankan dan aliran uang bebas," kata Kementerian Luar Negeri Afghanistan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (27/1/2022).

Delegasi Afghanistan juga bertemu dengan pejabat dari beberapa negara lain untuk membahas bantuan ekonomi dan kemanusiaan, masalah keamanan dan hak asasi manusia di Afghanistan. Perwakilan dari AS, Inggris, Uni Eropa dan organisasi amal, memuji upaya Kabul melawan korupsi, kemajuan dalam keamanan, pendidikan dan bidang lainnya, menurut kementerian.

"Sebagai hasil dari pertemuan ini, Pemerintah Afghanistan mampu mempresentasikan kebijakan, pencapaian, dan rencana masa depan sebagai tanggapan langsung terhadap keprihatinan dunia dan menyelesaikan banyak kesalahpahaman," kata kementerian tersebut.

Baca juga: Taliban Ancam Tembak Wanita LSM Afghanistan jika Tak Pakai Burqa

Afghanistan menghadapi situasi yang mengerikan setelah pengambilalihan oleh Taliban. Aset negara di luar negeri dibekukan dan sejumlah negara serta organisasi menolak bekerja sama dengan gerakan radikal itu.

Taliban mengambil kendali penuh atas Afghanistan setelah penarikan pasukan dan sekutunya. Ini menandai berakhirnya perang selama 20 tahun di sana.

Perang Afghanistan adala perang terpanjang dan paling mahal dalam sejarah Amerika modern yang mengakibatkan ratusan ribu orang tewas dari kedua belah pihak.

Awal bulan ini, Norwegia mengirim misi diplomatik ke Afghanistan untuk membahas situasi kemanusiaan negara itu dengan Taliban.

Baca juga: Cari Bantuan Kemanusiaan, Delegasi Taliban Terbang ke Norwegia

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Taliban Melarang Catur,...
Taliban Melarang Catur, Dianggap sebagai Sarana Judi yang Dilarang Islam
Keluarga Kerajaan Qatar...
Keluarga Kerajaan Qatar Akan Memberi Trump Pesawat Supermewah Bak Istana Terbang
Trump Dikabarkan Akan...
Trump Dikabarkan Akan Mengakui Palestina saat Berkunjung ke Arab Saudi
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Profil Paus Leo XIV,...
Profil Paus Leo XIV, Penerus Paus Fransiskus dari Amerika Serikat
Peluang Emas, Nilai...
Peluang Emas, Nilai Perdagangan Indonesia-AS Bisa Tembus Rp1.321 Triliun
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Pakistan Klaim Menang...
Pakistan Klaim Menang 6-0 Pertempuran Udara Lawan India
Rekomendasi
Running for Passion...
Running for Passion Dukung Gaya Hidup Aktif Para Pelari
Luar Biasa, Pahala Zikir...
Luar Biasa, Pahala Zikir Ini Membuat Malaikat Bingung Mencatatnya
Daftar 11 Nama Korban...
Daftar 11 Nama Korban Tewas Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut, 2 Perwira Menengah TNI
Berita Terkini
Secara Tak Langsung,...
Secara Tak Langsung, Angkatan Udara India Akui Rafale Ditembak Jatuh Pakistan
Setelah Memberontak...
Setelah Memberontak 31 Tahun dan Menewaskan 40.000 Orang, PKK Membubarkan Diri
Satpam Ini Tewas saat...
Satpam Ini Tewas saat Berhubungan Intim di Pabrik, Keluarganya Diberi Kompensasi karena Dianggap Kecelakaan Kerja
Hamas Siap Bebaskan...
Hamas Siap Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander
Israel Peringatkan Warga...
Israel Peringatkan Warga Yaman Tinggalkan 3 Pelabuhan yang Dikuasai Houthi, Bakal Diserang Besar-besaran
India dan Pakistan Saling...
India dan Pakistan Saling Klaim Menang Perang
Infografis
Bill Gates Sumbang Rp2,6...
Bill Gates Sumbang Rp2,6 Triliun tapi Minta Uji Vaksin di Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved