Peternak Turki Kibuli Sapi dengan VR untuk Produksi Susu Lebih Banyak
loading...
A
A
A
ANKARA - Seorang petani Turki menjadi viral karena memasang headset virtual reality (VR) pada sapinya untuk mensimulasikan padang rumput yang lebih hijau.
Menurut laporan Sputnik pada Rabu (12/1/2022), sapi yang dipasangi VR dilaporkan lebih tenang, lebih bahagia, dan menghasilkan lebih banyak susu.
Izzet Kocak mendapat ide menggunakan headset VR untuk mensimulasikan padang rumput hijau untuk sapinya dari proyek yang dilakukan di Rusia.
Menurut laporan dari Engadget, hasil dari proyek Rusia belum menghasilkan susu yang lebih baik, tetapi para peneliti membuat sapi lebih bahagia.
Jika temuan awal Kocak terbukti dapat ditiru, peternakan sapi perah VR dapat menghasilkan susu yang melimpah di masa depan.
Kocak mengatakan kepada wartawan, "Mereka sedang menonton padang rumput hijau dan itu memberi mereka dorongan emosional."
Dia menambahkan sapi-sapinya tampak "kurang stres" alias lebih santai dengan menonton VR.
Meski sapi-sapi itu mungkin tampak lebih bahagia, Kocak dan para peternak sapi perah di seluruh dunia, punya alasan untuk tersenyum juga.
“Kami mendapatkan rata-rata 22 liter susu per hari dari sapi-sapi di peternakan kami. Adapun rata-rata susu dari dua sapi yang memakai kacamata virtual reality itu hingga 27 liter,” ujar peternak itu.
Angka-angka tersebut mewakili peningkatan produksi susu sebesar 22,7% setiap hari dan didukung penelitian yang dilakukan di Universitas Wageningen di Belanda.
Di sana, para peneliti menemukan kebahagiaan menghasilkan sapi yang lebih sehat, dan sapi yang lebih sehat menghasilkan peningkatan kualitas dan jumlah susu.
Jika dapat diterapkan pada sapi lain, VR dapat mewakili pergeseran ekonomi dan lingkungan untuk industri susu.
Cara itu, memungkinkan, menurut beberapa peneliti, mendorong peningkatan produksi susu menggunakan lebih sedikit lahan dan sumber daya.
Menurut industry susu, cara ini adalah solusi yang menawarkan potensi layak secara ekonomi dan lingkungan.
Namun, berita tentang penggunaan VR di peternakan sapi yang dikurung untuk meningkatkan hasil susu telah menimbulkan kritik.
Beberapa orang menyamakan praktik tersebut dengan masa depan dystopian yang ditampilkan dalam film Matrix. Namun, yang lain telah menunjukkan bahwa padang rumput yang lebih hijau saat ini ada untuk beberapa sapi yang beruntung.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, untuk lebih memahami efek VR pada sapi dalam jangka panjang.
Menurut laporan Sputnik pada Rabu (12/1/2022), sapi yang dipasangi VR dilaporkan lebih tenang, lebih bahagia, dan menghasilkan lebih banyak susu.
Izzet Kocak mendapat ide menggunakan headset VR untuk mensimulasikan padang rumput hijau untuk sapinya dari proyek yang dilakukan di Rusia.
Menurut laporan dari Engadget, hasil dari proyek Rusia belum menghasilkan susu yang lebih baik, tetapi para peneliti membuat sapi lebih bahagia.
Jika temuan awal Kocak terbukti dapat ditiru, peternakan sapi perah VR dapat menghasilkan susu yang melimpah di masa depan.
Kocak mengatakan kepada wartawan, "Mereka sedang menonton padang rumput hijau dan itu memberi mereka dorongan emosional."
Dia menambahkan sapi-sapinya tampak "kurang stres" alias lebih santai dengan menonton VR.
Meski sapi-sapi itu mungkin tampak lebih bahagia, Kocak dan para peternak sapi perah di seluruh dunia, punya alasan untuk tersenyum juga.
“Kami mendapatkan rata-rata 22 liter susu per hari dari sapi-sapi di peternakan kami. Adapun rata-rata susu dari dua sapi yang memakai kacamata virtual reality itu hingga 27 liter,” ujar peternak itu.
Angka-angka tersebut mewakili peningkatan produksi susu sebesar 22,7% setiap hari dan didukung penelitian yang dilakukan di Universitas Wageningen di Belanda.
Di sana, para peneliti menemukan kebahagiaan menghasilkan sapi yang lebih sehat, dan sapi yang lebih sehat menghasilkan peningkatan kualitas dan jumlah susu.
Jika dapat diterapkan pada sapi lain, VR dapat mewakili pergeseran ekonomi dan lingkungan untuk industri susu.
Cara itu, memungkinkan, menurut beberapa peneliti, mendorong peningkatan produksi susu menggunakan lebih sedikit lahan dan sumber daya.
Menurut industry susu, cara ini adalah solusi yang menawarkan potensi layak secara ekonomi dan lingkungan.
Namun, berita tentang penggunaan VR di peternakan sapi yang dikurung untuk meningkatkan hasil susu telah menimbulkan kritik.
Beberapa orang menyamakan praktik tersebut dengan masa depan dystopian yang ditampilkan dalam film Matrix. Namun, yang lain telah menunjukkan bahwa padang rumput yang lebih hijau saat ini ada untuk beberapa sapi yang beruntung.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, untuk lebih memahami efek VR pada sapi dalam jangka panjang.
(sya)