AS Tak Punya Rencana Kerahkan Sistem Rudal Ofensif di Ukraina
loading...
A
A
A
“AS akan membawa proposal tentang penyebaran rudal dan ruang lingkup latihan militer di Eropa ke meja perundingan dengan Rusia,” papar laporan The Washington Post, mengutip beberapa sumber.
Menurut mereka, hal itu dilakukan untuk menguji kesiapan Moskow menangani krisis di sekitar Ukraina secara diplomatis.
Negosiator Amerika dilaporkan akan mempertimbangkan apakah Moskow akan secara serius membahas cara-cara meredakan ketegangan, atau jika Rusia malah akan membuat tuntutan yang mustahil sebagai taktik penundaan.
"Tujuan kami adalah melakukan dialog yang terbuka, tulus dan serius tentang keamanan Eropa dengan Rusia di meja. Kami ingin menjadi inklusif. Kami tidak ingin pergi ke atas kepala siapa pun," papar Duta Besar Amerika untuk OSCE Michael Carpenter.
Utusan AS untuk OSCE menjelaskan Washington ingin Rusia menempatkan semua masalah keamanannya di atas meja dan berencana melakukan hal yang sama sendiri.
Pada saat yang sama, Pentagon telah menyatakan Gedung Putih saat ini tidak berencana mengurangi kehadiran militernya di Eropa Timur, yaitu di Baltik dan Polandia.
Beberapa pejabat AS anonim mengatakan kepada The Washington Post bahwa AS saat ini tidak yakin apakah Presiden Rusia Vladimir Putin memang merencanakan invasi ke Ukraina, atau jika dia merencanakan langkah yang lebih canggih dengan tujuan akhir mendapatkan konsesi keamanan dari Washington.
Delegasi Rusia dan Amerika akan bertemu di Jenewa pada 10 Januari untuk membahas masalah keamanan bersama.
Pertemuan itu terjadi ketika AS telah menyatakan kekhawatirannya mengenai dugaan penumpukan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina.
Kremlin, pada gilirannya, menyatakan kesediaan membahas ancaman yang ditimbulkan ke Rusia oleh AS dan NATO.
Menurut mereka, hal itu dilakukan untuk menguji kesiapan Moskow menangani krisis di sekitar Ukraina secara diplomatis.
Negosiator Amerika dilaporkan akan mempertimbangkan apakah Moskow akan secara serius membahas cara-cara meredakan ketegangan, atau jika Rusia malah akan membuat tuntutan yang mustahil sebagai taktik penundaan.
"Tujuan kami adalah melakukan dialog yang terbuka, tulus dan serius tentang keamanan Eropa dengan Rusia di meja. Kami ingin menjadi inklusif. Kami tidak ingin pergi ke atas kepala siapa pun," papar Duta Besar Amerika untuk OSCE Michael Carpenter.
Utusan AS untuk OSCE menjelaskan Washington ingin Rusia menempatkan semua masalah keamanannya di atas meja dan berencana melakukan hal yang sama sendiri.
Pada saat yang sama, Pentagon telah menyatakan Gedung Putih saat ini tidak berencana mengurangi kehadiran militernya di Eropa Timur, yaitu di Baltik dan Polandia.
Beberapa pejabat AS anonim mengatakan kepada The Washington Post bahwa AS saat ini tidak yakin apakah Presiden Rusia Vladimir Putin memang merencanakan invasi ke Ukraina, atau jika dia merencanakan langkah yang lebih canggih dengan tujuan akhir mendapatkan konsesi keamanan dari Washington.
Delegasi Rusia dan Amerika akan bertemu di Jenewa pada 10 Januari untuk membahas masalah keamanan bersama.
Pertemuan itu terjadi ketika AS telah menyatakan kekhawatirannya mengenai dugaan penumpukan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina.
Kremlin, pada gilirannya, menyatakan kesediaan membahas ancaman yang ditimbulkan ke Rusia oleh AS dan NATO.