Balas Pembunuhan Soleimani, Iran Sanksi Petinggi Militer AS
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran mulai mengambil tindakan balasan atas pembunuhan yang dilakukan terhadap Jenderal Qasem Soleimani dengan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang dianggap bertanggung jawab. Tindakan ini dilakukan di tengah pembicaraan untuk memulihkan perjanjian nuklir 2015 .
Iran menjatuhkan sanksi terhadap puluhan warga Amerika Serikat (AS), termasuk Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley, kepala Komando Pusat (CENTCOM) Kenneth F. McKenzie Jr., dan mantan Penasihat Keamanan Nasional Robert C. O'Brien.
Kementerian Luar Negeri Iran menjelaskan bahwa total 51 warga AS, yang terlibat dalam pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani menjadi sasaran sanksi.
"Orang-orang dalam daftar sanksi berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, perencanaan, organisasi, pembiayaan, dukungan, serta dalam kepemimpinan atau implementasi aksi teroris (operasi pembunuhan Soleimani)," kata kementerian itu seperti dilansir dari Sputnik, Sabtu (8/1/2022).
Iran telah berulang kali bersumpah untuk membalas kematian Soleimani dan meminta pertanggungjawaban semua orang atas pembunuhannya. Teheran menegaskan bahwa serangan terhadap jenderalnya, pemimpin cabang luar negeri IRGC, yang disebut Pasukan Quds, adalah tindakan terorisme negara.
Soleimani terbunuh selama kunjungan ke Irak di mana ia tiba sebagai bagian dari misi diplomatik rahasia. Mobilnya diserang oleh pesawat tak berawak AS di bawah perintah Presiden Donald Trump.
Saat itu, Trump mengklaim pemimpin Pasukan Quds tersebut merencanakan serangan terhadap kepentingan Amerika di wilayah tersebut. Namun Gedung Putih gagal menunjukkan bukti-bukti dari tudingan tersebut.
Teheran membalas beberapa hari kemudian dengan menembakkan rentetan rudal ke dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan Amerika. Tidak ada prajurit AS yang tewas dalam serangan itu, tetapi banyak tentara yang terluka.
Iran menjatuhkan sanksi terhadap puluhan warga Amerika Serikat (AS), termasuk Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley, kepala Komando Pusat (CENTCOM) Kenneth F. McKenzie Jr., dan mantan Penasihat Keamanan Nasional Robert C. O'Brien.
Kementerian Luar Negeri Iran menjelaskan bahwa total 51 warga AS, yang terlibat dalam pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani menjadi sasaran sanksi.
"Orang-orang dalam daftar sanksi berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, perencanaan, organisasi, pembiayaan, dukungan, serta dalam kepemimpinan atau implementasi aksi teroris (operasi pembunuhan Soleimani)," kata kementerian itu seperti dilansir dari Sputnik, Sabtu (8/1/2022).
Iran telah berulang kali bersumpah untuk membalas kematian Soleimani dan meminta pertanggungjawaban semua orang atas pembunuhannya. Teheran menegaskan bahwa serangan terhadap jenderalnya, pemimpin cabang luar negeri IRGC, yang disebut Pasukan Quds, adalah tindakan terorisme negara.
Soleimani terbunuh selama kunjungan ke Irak di mana ia tiba sebagai bagian dari misi diplomatik rahasia. Mobilnya diserang oleh pesawat tak berawak AS di bawah perintah Presiden Donald Trump.
Saat itu, Trump mengklaim pemimpin Pasukan Quds tersebut merencanakan serangan terhadap kepentingan Amerika di wilayah tersebut. Namun Gedung Putih gagal menunjukkan bukti-bukti dari tudingan tersebut.
Teheran membalas beberapa hari kemudian dengan menembakkan rentetan rudal ke dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan Amerika. Tidak ada prajurit AS yang tewas dalam serangan itu, tetapi banyak tentara yang terluka.
(esn)