Menlu China: Kami Tak Menjebak Afrika dalam Perangkap Utang

Jum'at, 07 Januari 2022 - 00:25 WIB
loading...
Menlu China: Kami Tak Menjebak Afrika dalam Perangkap Utang
Menlu China: Kami Tak Menjebak Afrika dalam Perangkap Utang. FOTO/Reuters
A A A
MOMBASA - Menteri Luar Negeri China , Wang Yi pada Kamis (6/1/2022) menolak anggapan bahwa Beijing telah memikat negara-negara Afrika ke dalam perangkap utang dengan menawarkan pinjaman besar-besaran kepada mereka.

Ia juga menolak gagasan itu sebagai "narasi" yang didorong oleh penentang pengentasan kemiskinan. Hal itu diungkapkannya jelang tur proyek infrastruktur yang didanai Beijing di Kenya.



Menurut Wang Yi, pinjaman besar China ke Afrika adalah "saling menguntungkan" dan bukan strategi untuk mengekstraksi konsesi diplomatik dan komersial.

"Itu bukan fakta. Ini adalah spekulasi yang dimainkan oleh beberapa orang dengan motif tersembunyi," katanya kepada wartawan di kota pelabuhan Mombasa, Kenya, seperti dikutip dari Channel News Asia.

"Ini adalah narasi yang dibuat oleh mereka yang tidak ingin melihat pembangunan di Afrika. Jika ada jebakan, itu tentang kemiskinan dan keterbelakangan," kata Wang Yi, yang berbicara melalui seorang penerjemah.



Tur tiga negara Menlu China di Eritrea, Kenya, dan Komoro dilakukan setelah perjalanan ke Afrika oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada November tahun lalu, yang sebagian bertujuan untuk melawan pengaruh China yang berkembang di benua itu.

China adalah mitra dagang terbesar Afrika, dengan perdagangan langsung senilai lebih dari USD200 miliar pada 2019, menurut angka resmi China. Negeri Tirai Bambu juga pemberi pinjaman terbesar kedua di Kenya, setelah Bank Dunia dan telah mendanai sejumlah proyek infrastruktur mahal yang telah menimbulkan kekhawatiran tentang Nairobi mengambil lebih banyak utang daripada yang mampu dibayarkan.



Di Mombasa, Wang Yi mengadakan pertemuan tertutup dengan tim menteri pemerintah dan menandatangani perjanjian perdagangan dan investasi, kesehatan, keamanan, perubahan iklim dan transfer teknologi hijau.

Dia kemudian bertemu dengan Presiden Uhuru Kenyatta dan mengunjungi Pelabuhan Mombasa, di mana China sedang membangun terminal baru senilai USD353 juta untuk memungkinkan kapal tanker minyak yang lebih besar berlabuh.

"Kunjungan tersebut merupakan bukti pendalaman hubungan kedua negara," kata Menteri Luar Negeri Kenya, Raychelle Omamo. Beijing mendanai proyek infrastruktur paling mahal di Kenya sejak kemerdekaan, meminjamkan USD5 miliar untuk pembangunan jalur kereta api dari Mombasa yang dibuka pada 2017.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0970 seconds (0.1#10.140)