AS Berdalih Mempertahankan Bom Nuklirnya untuk Jaga Perdamaian

Rabu, 05 Januari 2022 - 05:34 WIB
loading...
A A A
Tetapi menyelaraskan retorika itu dengan kenyataan tidak akan mudah pada saat ketegangan meningkat antara kekuatan global yang sama itu.

Ada kekhawatiran global yang berkembang tentang modernisasi militer China terutama setelah angkatan bersenjatanya tahun lalu mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan rudal hipersonik yang dapat terbang dengan lima kali kecepatan suara.

Amerika Serikat juga mengatakan China memperluas persenjataan nuklirnya dengan sebanyak 700 hulu ledak pada tahun 2027 dan mungkin 1.000 hulu ledak pada tahun 2030.

Pada hari Selasa, China membela kebijakan senjata nuklirnya dan mengatakan Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini kekuatan nuklir terbesar di dunia—harus membuat langkah pertama dalam pelucutan senjata. “AS dan Rusia masih memiliki 90 persen kepala perang nuklir di Bumi,” kata Fu Cong.

“Mereka harus mengurangi persenjataan nuklir mereka dengan cara yang tidak dapat diubah dan mengikat secara hukum.” “Mengenai pernyataan yang dibuat oleh AS bahwa China sangat meningkatkan kemampuan nuklirnya, ini tidak benar,” kata Fu.

“China selalu mengadopsi kebijakan tidak boleh menggunakan senjata nuklir untuk serangan pertama dan kami mempertahankan kemampuan nuklir kami pada tingkat minimal yang diperlukan untuk keamanan nasional kami.”

Hubungan antara Beijing dan Washington telah tegang karena serangkaian masalah termasuk niat China untuk menyatukan kembali Taiwan yang diperintah secara independen dengan kekerasan jika perlu.

Fu menepis spekulasi tentang kemungkinan penyebaran senjata nuklir di dekat Selat Taiwan. “Senjata nuklir adalah pencegah utama, ini bukan untuk perang atau pertempuran,” katanya.
(min)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)