Dua Rudal Buatan Rusia Nyaris Hantam Helikopter Israel saat Serang Gaza
loading...
A
A
A
GAZA - Kelompok bersenjata di Gaza menembakkan dua rudal anti-pesawat buatan Rusia yang nyaris menghantam helikopter militer Israel . Itu terjadi saat militer Zionis melakukan serangan udara di wilayah kantong Palestina tersebut pada hari Minggu.
Namun, tembakan kedua misil itu meleset. Kedua rudal anti-pesawat SAM-7 yang ditembakkan dari bahu melesat ke arah helikopter yang menyerang di sebelah barat Kota Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa kedua rudal itu memang menargetkan helikopter, tetapi pihaknya tidak akan berkomentar banyak.
Menurut IDF, serangan kedua misil itu gagal dan tidak menyebabkan cedera atau kerusakan.
Rudal SAM-7, juga dikenal sebagai 9K32 Strela-2, adalah rudal permukaan ke udara buatan Rusia yang diluncurkan dari bahu.
Senjata-senjata itu relatif ketinggalan zaman. Itu pertama kali dibuat pada 1960-an, tetapi tetap digunakan sampai sekarang.
Serangan udara Israel, yang dilakukan oleh helikopter dan jet tempur, sebagai respons atas dua roket yang ditembakkan dari Gaza pada Sabtu pagi, yang mendarat di lepas pantai Israel tengah.
Rekaman video menunjukkan satu ledakan di laut lepas pantai Jaffa, di sebelah Tel Aviv, sementara yang kedua dilaporkan mendarat di lepas pantai Palmachim, selatan kota Rishon Lezion.
Hamas telah mengeklaim bahwa mereka tidak menembakkan roket dengan sengaja, tetapi itu dipicu oleh cuaca buruk.
Pejabat militer Israel telah mengatakan dalam kasus serupa di masa lalu bahwa karena pekerjaan listrik yang buruk pada roket Hamas, proyektil dapat meledak sebelum waktunya oleh kondisi cuaca, terutama sambaran petir.
Pada awal pertemuan kabinet pada hari Minggu, Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan Israel tidak tertarik dengan alasan seperti itu.
“Semua cerita Hamas tentang guntur dan cahaya, yang kita dengar dari musim dingin demi musim dingin, tidak relevan lagi,” kata Bennett, seperti dikutip Times of Israel, Senin (3/1/2022).
“Siapa pun yang mengarahkan roket ke Negara Israel harus bertanggung jawab.”
Menurut lembaga penyiaran publik; Kan, pejabat Israel percaya kelompok Jihad Islam Palestina bertanggung jawab atas tembakan roket, dan bukan Hamas sang penguasa Gaza.
Media itu melaporkan bahwa Hamas menyampaikan kepada Israel melalui mediator Mesir bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas serangan roket.
IDF mengatakan serangannya pada dini hari Minggu pagi menargetkan fasilitas produksi roket milik kelompok Hamas. "Tank IDF juga menargetkan pos-pos di Gaza utara," kata IDF.
Sedangkan media Hamas mengatakan pesawat tempur Israel menyerang pos terdepan Hamas di barat Khan Younis, di bagian selatan Jalur Gaza.
Selain serangan militernya, Israel juga memberi tahu Mesir, yang telah menjadi mediator antara Mesir dan Hamas, bahwa insiden itu tidak dapat diterima, bahkan jika roket diluncurkan secara tidak sengaja.
“Hamas bertanggung jawab dan menanggung konsekuensi untuk semua aktivitas di dan yang berasal dari Jalur Gaza,” kata IDF dalam pernyataannya Minggu pagi.
Namun, tembakan kedua misil itu meleset. Kedua rudal anti-pesawat SAM-7 yang ditembakkan dari bahu melesat ke arah helikopter yang menyerang di sebelah barat Kota Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa kedua rudal itu memang menargetkan helikopter, tetapi pihaknya tidak akan berkomentar banyak.
Menurut IDF, serangan kedua misil itu gagal dan tidak menyebabkan cedera atau kerusakan.
Rudal SAM-7, juga dikenal sebagai 9K32 Strela-2, adalah rudal permukaan ke udara buatan Rusia yang diluncurkan dari bahu.
Senjata-senjata itu relatif ketinggalan zaman. Itu pertama kali dibuat pada 1960-an, tetapi tetap digunakan sampai sekarang.
Serangan udara Israel, yang dilakukan oleh helikopter dan jet tempur, sebagai respons atas dua roket yang ditembakkan dari Gaza pada Sabtu pagi, yang mendarat di lepas pantai Israel tengah.
Rekaman video menunjukkan satu ledakan di laut lepas pantai Jaffa, di sebelah Tel Aviv, sementara yang kedua dilaporkan mendarat di lepas pantai Palmachim, selatan kota Rishon Lezion.
Hamas telah mengeklaim bahwa mereka tidak menembakkan roket dengan sengaja, tetapi itu dipicu oleh cuaca buruk.
Pejabat militer Israel telah mengatakan dalam kasus serupa di masa lalu bahwa karena pekerjaan listrik yang buruk pada roket Hamas, proyektil dapat meledak sebelum waktunya oleh kondisi cuaca, terutama sambaran petir.
Pada awal pertemuan kabinet pada hari Minggu, Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan Israel tidak tertarik dengan alasan seperti itu.
“Semua cerita Hamas tentang guntur dan cahaya, yang kita dengar dari musim dingin demi musim dingin, tidak relevan lagi,” kata Bennett, seperti dikutip Times of Israel, Senin (3/1/2022).
“Siapa pun yang mengarahkan roket ke Negara Israel harus bertanggung jawab.”
Menurut lembaga penyiaran publik; Kan, pejabat Israel percaya kelompok Jihad Islam Palestina bertanggung jawab atas tembakan roket, dan bukan Hamas sang penguasa Gaza.
Media itu melaporkan bahwa Hamas menyampaikan kepada Israel melalui mediator Mesir bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas serangan roket.
IDF mengatakan serangannya pada dini hari Minggu pagi menargetkan fasilitas produksi roket milik kelompok Hamas. "Tank IDF juga menargetkan pos-pos di Gaza utara," kata IDF.
Sedangkan media Hamas mengatakan pesawat tempur Israel menyerang pos terdepan Hamas di barat Khan Younis, di bagian selatan Jalur Gaza.
Selain serangan militernya, Israel juga memberi tahu Mesir, yang telah menjadi mediator antara Mesir dan Hamas, bahwa insiden itu tidak dapat diterima, bahkan jika roket diluncurkan secara tidak sengaja.
“Hamas bertanggung jawab dan menanggung konsekuensi untuk semua aktivitas di dan yang berasal dari Jalur Gaza,” kata IDF dalam pernyataannya Minggu pagi.
(min)