Prancis: Peluncuran Roket Luar Angkasa Iran Langgar Aturan PBB
loading...
A
A
A
PARIS - Prancis mengutuk peluncuran roket luar angkasa Iran . Paris menggambarkannya sebagai "disesalkan", di tengah pembicaraan nuklir Iran yang sedang berlangsung dengan kekuatan dunia.
“Peluncuran satelit itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis, seperti dikutip dari Middle East Monito, Sabtu (1/1/2022). "Kegiatan ini lebih disesalkan karena terjadi pada saat kita membuat kemajuan dalam negosiasi nuklir di Wina," lanjut pernyataan tersebut.
"Kami meminta Iran untuk tidak meluncurkan rudal balistik lebih lanjut yang dirancang untuk mampu membawa senjata nuklir, termasuk peluncur luar angkasa," tambah pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.
Sama seperti Prancis, Amerika Serikat dan Jerman mengkritik peluncuran tersebut. "Amerika Serikat tetap prihatin dengan pengembangan kendaraan peluncuran luar angkasa Iran, yang menimbulkan kekhawatiran proliferasi yang signifikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Seorang diplomat Jerman menambahkan bahwa peluncuran tersebut dapat digunakan untuk menguji teknologi rudal balistik, yang dapat digunakan untuk mengirimkan senjata nuklir.
Iran sendiri telah menolak kritik Prancis, AS, dan Jerman. Sebelumnya, stasiun televisi Pemerintah Iran menunjukkan rekaman yang mengkonfirmasi peluncuran dari Pusat Luar Angkasa Imam Khomeini di utara negara itu.
“Kemajuan ilmiah dan penelitian, termasuk di bidang kedirgantaraan, adalah hak rakyat Iran yang tidak dapat dicabut, dan pernyataan campur tangan semacam itu tidak akan merusak tekad rakyat Iran untuk membuat kemajuan di bidang ini,” jelas Kementerian Luar Negeri Iran.
Reuters melaporkan, bahwa peluncuran luar angkasa gagal menempatkan tiga muatannya ke orbit setelah roket tidak dapat mencapai kecepatan yang dibutuhkan. "Agar sebuah muatan bisa masuk orbit, kecepatannya harus di atas 7.600 (meter per detik). Kita mencapai 7.350," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ahmad Hosseini.
“Peluncuran satelit itu melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis, seperti dikutip dari Middle East Monito, Sabtu (1/1/2022). "Kegiatan ini lebih disesalkan karena terjadi pada saat kita membuat kemajuan dalam negosiasi nuklir di Wina," lanjut pernyataan tersebut.
"Kami meminta Iran untuk tidak meluncurkan rudal balistik lebih lanjut yang dirancang untuk mampu membawa senjata nuklir, termasuk peluncur luar angkasa," tambah pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.
Sama seperti Prancis, Amerika Serikat dan Jerman mengkritik peluncuran tersebut. "Amerika Serikat tetap prihatin dengan pengembangan kendaraan peluncuran luar angkasa Iran, yang menimbulkan kekhawatiran proliferasi yang signifikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Seorang diplomat Jerman menambahkan bahwa peluncuran tersebut dapat digunakan untuk menguji teknologi rudal balistik, yang dapat digunakan untuk mengirimkan senjata nuklir.
Iran sendiri telah menolak kritik Prancis, AS, dan Jerman. Sebelumnya, stasiun televisi Pemerintah Iran menunjukkan rekaman yang mengkonfirmasi peluncuran dari Pusat Luar Angkasa Imam Khomeini di utara negara itu.
“Kemajuan ilmiah dan penelitian, termasuk di bidang kedirgantaraan, adalah hak rakyat Iran yang tidak dapat dicabut, dan pernyataan campur tangan semacam itu tidak akan merusak tekad rakyat Iran untuk membuat kemajuan di bidang ini,” jelas Kementerian Luar Negeri Iran.
Reuters melaporkan, bahwa peluncuran luar angkasa gagal menempatkan tiga muatannya ke orbit setelah roket tidak dapat mencapai kecepatan yang dibutuhkan. "Agar sebuah muatan bisa masuk orbit, kecepatannya harus di atas 7.600 (meter per detik). Kita mencapai 7.350," jelas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ahmad Hosseini.
(esn)