Prancis Larang Penggunaan Plastik untuk Kemasan Buah dan Sayuran

Minggu, 02 Januari 2022 - 02:00 WIB
loading...
Prancis Larang Penggunaan Plastik untuk Kemasan Buah dan Sayuran
Ilustrasi. FOTO/Reuters
A A A
PARIS - Larangan penggunaan plastik untuk mengemas berbagai buah dan sayuran mulai berlaku di Prancis pada Sabtu (1/1/2022). Kebijakan ini membuat cemas industri pengemasan sektor tersebut.

Para pemerhati lingkungan telah lama berkampanye menentang plastik sekali pakai karena polusi memburuk secara global. Sementara Presiden Prancis, Emmanuel Macron mendukung langkah tersebut dengan mempertahankan pendekatan "pragmatis".



Namun, undang-undang penuh tidak akan diterapkan sampai tahun 2026, yang memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi, termasuk pada penjualan buah merah yang dianggap rapuh. Waktu 6 bulan juga diberikan untuk menghabiskan stok kemasan plastik yang ada.

"Kami tidak pernah dikonsultasikan," keluh Laurent Grandin, kepala asosiasi Interfel sektor buah dan sayur kepada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia. Menurutnya, bahwa biayanya "tidak dapat diatasi" untuk perusahaan kecil yang harus tetap menggunakan plastik untuk melindungi ekspor, terutama ke Inggris.

Pomanjou memproduksi hingga 40.000 ton apel setiap tahun di lembah Loire dan selama tiga tahun terakhir memperkenalkan kemasan karton 100 persen. “Namun, biaya pengepakan sebagai akibatnya melonjak 20 hingga 30 persen,” kata perwakilan perusahaan Arnaud de Puineuf.

Grup supermarket besar Casino mengatakan, mereka sekarang akan menjual tomat dalam kemasan karton dan menyediakan kantong kertas atau selulosa kepada pelanggan. Perusahaan pengemasan mengatakan, dekrit 8 Oktober mengejutkan mereka, terutama larangan plastik daur ulang.



"Kami memiliki perusahaan klien yang harus menghentikan aktivitas pengemasan buah dan sayuran mereka, meskipun mereka telah bekerja pada alternatif menggunakan lebih sedikit plastik atau plastik daur ulang selama beberapa tahun," kata pernyataan dari asosiasi Elipso yang mewakili produsen.

Elipso dan Polyvia, serikat pekerja yang mencakup 3.500 perusahaan yang membuat pengemasan, telah mengajukan banding ke Dewan Negara Prancis, yang memiliki yurisdiksi atas perselisihan administratif, terhadap apa yang mereka katakan sebagai distorsi pasar Eropa karena larangan tersebut hanya berlaku untuk Prancis.

Tetapi, Armand Chaigne, direktur pasar industri di perusahaan pengemasan DS Smith, melihat manfaatnya, terutama bagi produsen kardus. "Diperkirakan di Eropa, dari delapan juta ton plastik yang diproduksi per tahun untuk kemasan sekali pakai, 1,5 juta ton sudah bisa dibuang," katanya.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1127 seconds (0.1#10.140)