Kedubes Iran Sebut Berita tentang Kekayaan Pemimpin Tertinggi Iran Tidak Benar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kedutaan Besar (Kedubes) Iran di Jakarta mengungkapkan bahwa berita SINDOnews yang berjudul “Kekayaan Pemimpin Tertinggi lran Ayatollah Ali Khamenei Bikin Kaget" tidak benar.
“Semua tuduhan yang disampaikan dalam berita SINDOnews yang dikutip dari sumber Reuters berkaitan dengan kekayaan Pemimpin Agung Republik lslam lran, Ayatollah Seyed Ali Khamenei merupakan kebohongan besar dan dianggap sebagai penghinaan terhadap pejabat tertinggi dan agung negara Republik Islam serta bangsa Iran,” papar pernyataan Kedubes Iran pada Selasa (28/12/2021).
Kedubes Iran menambahkan, “Para penulis berita Reuters dan sumber Baratnya di Baghdad (2013) setelah kegagalan proyek sanksi maksimum terhadap Iran, hanya mengincar untuk melancarkan perang urat syaraf terhadap masyarakat agung dan mulia Republik Islam Iran.”
“Kali ini mereka dalam berupaya menyerang lran dengan beragam fitnah dan berita miring telah merampas kenyataan dengan menyebut kekayaan nasional lran sebagai kekayaan pribadi Pemimpin Agung Revolusi Islam Iran,” papar pernyataan Kedubes Iran.
Kedubes Iran menambahkan, “Bahkan dalam literasi medianya, mereka menggunakan kata ‘rezim’ daripada kata ‘pemerintah/negara’ untuk secara salah menunjukkan bahwa pemerintah dan bangsa Iran merupakan dua identitas yang terpisah. Hal ini terjadi pada saat pemerintah Iran merupakan hasil dari partisipasi aktif masyarakat kami dalam berbagai referendum dan pemilihan umum.”
“Laporan yang diterbitkan oleh Reuters, yang berasal dari tahun-tahun lalu, menunjukkan bahwa kantor berita ini dan media-media penerbitnya tidak mengetahui dengan baik tentang hukum dan kerangka politik di Republik Islam Iran,” tegas Kedubes Iran.
“Dalam rekayasa beritanya, Reuters telah mencoba untuk menyampaikan bahwa aset Republik Islam Iran, masyarakat kami dan berbagai organisasi yang didirikan oleh lmam Khomeini (ra) untuk melayani bangsa dan negara, sebagai aset pribadi Pemimpin Agung Iran,” papar Kedubes Iran.
Menurut Kedubes Iran, laporan terarah Reuters dengan tujuan menyudutkan para pejabat tinggi Iran merupakan konten dengan data yang benar yang telah disalahgunakan dengan penyampaian serangkaian informasi yang salah.
“Dalam kata lain tetesan kebenaran, telah tenggelam dalam lautan kebohongan. Dalam laporan ini, bagian yang berkaitan dengan aset-aset bangsa Iran adalah benar; sedangkan kepemilikan aset negara oleh para pejabat tinggi negara kami merupakan hal yang sama sekali tidak benar,” papar Kedubes Iran.
“lran merupakan negara Republik Islam yang terbentuk atas kepercayaan dan keimanan masyarakat dengan kepemimpinan Ayatollah Khamenei. Iran merupakan negara yang kaya dimana sanksi kejam para musuh pun tak dapat mempengaruhinya,” ungkap Kedubes Iran.
“Kekayaan yang ada di lran, semuanya milik negara Iran, milik masyarakat lran dan seluruh rakyat kami berhak mnenggunakannya. Pemimpin Agung Republik Islam Iran, sesuai dengan undang-undang dan wewenang serta tanggung jawab yang diberikan kepadanya oleh Dewan Ahli negara kami, sebagai Peeimpin Tertinggi, hanya mengambil langkah-langkah dalam bidang agama dan politik yang merupakan wewenangnya,” papar Kedubes Iran.
“Kehidupan Pemimpin Agung Republik Islam Iran, Ayatollah Khamenei selalu sederhana dan bahkan di bawah tingkat rata-rata masyarakat lran. Hal ini telah disaksikan oleh berbagai pihak dalam negeri maupun mancanegara,” ungkap Kedubes Iran.
Lihat Juga: 3 Negara yang Kelabakan dengan Keruntuhan Rezim Assad di Suriah, Nomor 2 Pemilik Senjata Nuklir
“Semua tuduhan yang disampaikan dalam berita SINDOnews yang dikutip dari sumber Reuters berkaitan dengan kekayaan Pemimpin Agung Republik lslam lran, Ayatollah Seyed Ali Khamenei merupakan kebohongan besar dan dianggap sebagai penghinaan terhadap pejabat tertinggi dan agung negara Republik Islam serta bangsa Iran,” papar pernyataan Kedubes Iran pada Selasa (28/12/2021).
Kedubes Iran menambahkan, “Para penulis berita Reuters dan sumber Baratnya di Baghdad (2013) setelah kegagalan proyek sanksi maksimum terhadap Iran, hanya mengincar untuk melancarkan perang urat syaraf terhadap masyarakat agung dan mulia Republik Islam Iran.”
“Kali ini mereka dalam berupaya menyerang lran dengan beragam fitnah dan berita miring telah merampas kenyataan dengan menyebut kekayaan nasional lran sebagai kekayaan pribadi Pemimpin Agung Revolusi Islam Iran,” papar pernyataan Kedubes Iran.
Kedubes Iran menambahkan, “Bahkan dalam literasi medianya, mereka menggunakan kata ‘rezim’ daripada kata ‘pemerintah/negara’ untuk secara salah menunjukkan bahwa pemerintah dan bangsa Iran merupakan dua identitas yang terpisah. Hal ini terjadi pada saat pemerintah Iran merupakan hasil dari partisipasi aktif masyarakat kami dalam berbagai referendum dan pemilihan umum.”
“Laporan yang diterbitkan oleh Reuters, yang berasal dari tahun-tahun lalu, menunjukkan bahwa kantor berita ini dan media-media penerbitnya tidak mengetahui dengan baik tentang hukum dan kerangka politik di Republik Islam Iran,” tegas Kedubes Iran.
“Dalam rekayasa beritanya, Reuters telah mencoba untuk menyampaikan bahwa aset Republik Islam Iran, masyarakat kami dan berbagai organisasi yang didirikan oleh lmam Khomeini (ra) untuk melayani bangsa dan negara, sebagai aset pribadi Pemimpin Agung Iran,” papar Kedubes Iran.
Menurut Kedubes Iran, laporan terarah Reuters dengan tujuan menyudutkan para pejabat tinggi Iran merupakan konten dengan data yang benar yang telah disalahgunakan dengan penyampaian serangkaian informasi yang salah.
“Dalam kata lain tetesan kebenaran, telah tenggelam dalam lautan kebohongan. Dalam laporan ini, bagian yang berkaitan dengan aset-aset bangsa Iran adalah benar; sedangkan kepemilikan aset negara oleh para pejabat tinggi negara kami merupakan hal yang sama sekali tidak benar,” papar Kedubes Iran.
“lran merupakan negara Republik Islam yang terbentuk atas kepercayaan dan keimanan masyarakat dengan kepemimpinan Ayatollah Khamenei. Iran merupakan negara yang kaya dimana sanksi kejam para musuh pun tak dapat mempengaruhinya,” ungkap Kedubes Iran.
“Kekayaan yang ada di lran, semuanya milik negara Iran, milik masyarakat lran dan seluruh rakyat kami berhak mnenggunakannya. Pemimpin Agung Republik Islam Iran, sesuai dengan undang-undang dan wewenang serta tanggung jawab yang diberikan kepadanya oleh Dewan Ahli negara kami, sebagai Peeimpin Tertinggi, hanya mengambil langkah-langkah dalam bidang agama dan politik yang merupakan wewenangnya,” papar Kedubes Iran.
“Kehidupan Pemimpin Agung Republik Islam Iran, Ayatollah Khamenei selalu sederhana dan bahkan di bawah tingkat rata-rata masyarakat lran. Hal ini telah disaksikan oleh berbagai pihak dalam negeri maupun mancanegara,” ungkap Kedubes Iran.
Lihat Juga: 3 Negara yang Kelabakan dengan Keruntuhan Rezim Assad di Suriah, Nomor 2 Pemilik Senjata Nuklir
(sya)