Rakyat Malaysia Marah Pemerintah Lambat Lakukan Pemulihan Pascabanjir

Senin, 27 Desember 2021 - 22:25 WIB
loading...
Rakyat Malaysia Marah Pemerintah Lambat Lakukan Pemulihan Pascabanjir
Banjir melanda 6 negara bagian di Malaysia, ribuan orang dievakuasi. FOTO/Bernama
A A A
KUALA LUMPUR - Pemerintah Malaysia mendapat kecaman dari rakyatnya karena dinilai lambat melakukan pemulihan pascabencana banjir terparah yang melanda negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Pekan lalu, hujan deras berhari-hari menyebabkan sungai meluap dan membanjiri kota-kota.

Banjir yang melanda sejumlah negara bagian di Malaysia itu memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka. Kini, peralatan yang rusak dan perabotan yang basah kuyup menumpuk di jalan-jalan dan di luar rumah di daerah yang dilanda banjir. Penduduk dan sukarelawan melanjutkan pembersihan besar-besaran.



Banyak warga yang mengaku frustrasi dengan langkah yang diambil pihak berwenang. "Saya marah. Tidak ada bantuan dari pemerintah. Kami membutuhkan uang tunai untuk membangun kembali kehidupan kami," kata Asniyati Ismail kepada kantor berita AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (27/12/201).

"Ada lumpur di mana-mana, semuanya telah hancur," kata Asnyati yang tinggal di kawasan pemukiman di Shah Alam, ibu kota negara bagian Selangor. Ia dan kedua anaknya sibuk membersihkan rumah mereka yang kotor akibat lumpur yang dibawa banjir.

Gundukan sampah yang tertinggal di daerah tersebut setelah banjir juga memicu kekhawatiran akan wabah penyakit. Selangor, yang mengelilingi ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, adalah negara bagian yang paling parah dilanda banjir.

Banyak orang di Shah Alam yang terdampar di rumah mereka tanpa makanan selama berhari-hari, sebelum dievakuasi dengan kapal dalam operasi penyelamatan yang kacau balau. "Pemerintah sangat lamban dalam misi penyelamatan," kata seorang warga, Kartik Rao.



"Dan sekarang mereka lambat dalam operasi pembersihan. Bahkan setelah tujuh hari, sampah di lingkungan ini belum dibersihkan," lanjutnya.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob telah mengakui "kelemahan" dalam respon banjir, tetapi telah menjanjikan perbaikan di masa depan. Malaysia dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan, dari November hingga Februari, tetapi bulan ini adalah yang terburuk sejak 2014.

Banjir kali ini telah menewaskan sedikitnya 48 orang dan lima orang hilang di seluruh Malaysia, kata para pejabat. Karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem.
(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0811 seconds (0.1#10.140)