Seteru dengan AS Kian Panas, Rusia Tembakkan Rudal Hipersonik Zircon
loading...
A
A
A
MOSKOW - Di tengah perseteruan dengan Amerika Serikat (AS) dan NATO yang semakin memanas, Rusia menguji tembak rudal jelajah hipersonik Zircon , pada Kamis malam. Uji tembak misil yang sukses ini dipuji Presiden Vladimir Putin sebagai "peristiwa besar" bagi negara.
Uji tembak misil jelajah hipersonik Zircon ini adalah yang kesekian kalinya ketika negara-negara kuat lainnya sedang berlomba untuk mengembangkan persenjataan serupa.
Berbicara pada pertemuan pemerintah pada hari Jumat (24/12/2021), Putin mengatakan bahwa peluncuran salvo rudal telah dilakukan semalam (hari Kamis).
"Tes dilakukan dengan sukses, rapi," puji Putin dalam sambutan yang disiarkan televisi.
"Ini adalah peristiwa besar dalam kehidupan negara dan langkah besar dalam memperkuat keamanan Rusia dan meningkatkan kemampuan pertahanannya," lanjut dia, seperti dikutip The Moscow Times, Sabtu (25/12/2021).
Pihak Kementerian Pertahanan Rusia tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut ketika dihubungi oleh AFP.
Rusia, Amerika Serikat, Prancis, dan China semuanya telah bereksperimen dengan apa yang disebut kendaraan luncur hipersonik–yang didefinisikan sebagai persenjataan yang mencapai kecepatan setidaknya Mach 5.
Putin mengungkapkan pengembangan senjata baru dalam pidato kenegaraan pada Februari 2019, dengan mengatakan bahwa senjata itu dapat mencapai target di laut dan di darat dalam jangkauan 1.000 kilometer (600 mil) dengan kecepatan Mach 9.
Ketegangan AS dan Rusia semakin memanas setelah Washington menolak sebagian tuntutan Moskow yang diajukan dalam proposal perjanjian keamanan antara Moskow dan NATO.
Putin telah menegaskan bahwa seluruh pasukan NATO harus hengkang dari negara-negara terdekat Rusia. Selain itu, dia juga menuntut NATO menolak pengajuan kenggotaan Ukraina.
Moskow telah mengancam akan mengerahkan persenjataan berkemampuan nuklir ke Eropa sebagai respons atas penumpukan pasukan NATO yang mengancam Rusia.
Uji tembak misil jelajah hipersonik Zircon ini adalah yang kesekian kalinya ketika negara-negara kuat lainnya sedang berlomba untuk mengembangkan persenjataan serupa.
Berbicara pada pertemuan pemerintah pada hari Jumat (24/12/2021), Putin mengatakan bahwa peluncuran salvo rudal telah dilakukan semalam (hari Kamis).
"Tes dilakukan dengan sukses, rapi," puji Putin dalam sambutan yang disiarkan televisi.
"Ini adalah peristiwa besar dalam kehidupan negara dan langkah besar dalam memperkuat keamanan Rusia dan meningkatkan kemampuan pertahanannya," lanjut dia, seperti dikutip The Moscow Times, Sabtu (25/12/2021).
Pihak Kementerian Pertahanan Rusia tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut ketika dihubungi oleh AFP.
Rusia, Amerika Serikat, Prancis, dan China semuanya telah bereksperimen dengan apa yang disebut kendaraan luncur hipersonik–yang didefinisikan sebagai persenjataan yang mencapai kecepatan setidaknya Mach 5.
Putin mengungkapkan pengembangan senjata baru dalam pidato kenegaraan pada Februari 2019, dengan mengatakan bahwa senjata itu dapat mencapai target di laut dan di darat dalam jangkauan 1.000 kilometer (600 mil) dengan kecepatan Mach 9.
Ketegangan AS dan Rusia semakin memanas setelah Washington menolak sebagian tuntutan Moskow yang diajukan dalam proposal perjanjian keamanan antara Moskow dan NATO.
Putin telah menegaskan bahwa seluruh pasukan NATO harus hengkang dari negara-negara terdekat Rusia. Selain itu, dia juga menuntut NATO menolak pengajuan kenggotaan Ukraina.
Moskow telah mengancam akan mengerahkan persenjataan berkemampuan nuklir ke Eropa sebagai respons atas penumpukan pasukan NATO yang mengancam Rusia.
(min)