Iran Siap Lanjutkan Pembicaraan untuk Cairkan Hubungan dengan Saudi
loading...
A
A
A
TEHERAN - Menteri luar negeri Iran , Hossein Amir-Abdollahian, pada Kamis (23/12/2021) mengumumkan kesiapan Teheran untuk mengambil bagian dalam putaran berikutnya dari pembicaraan pelonggaran ketegangan dengan Arab Saudi yang ditengahi oleh Irak .
Seperti dilaporkan Anadolu Agency, Amir-Abdollahian berbicara pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Irak, Fuad Hussein di Teheran. Dalam kesempatan itu, Amir-Abdollahian mengatakan, Teheran mempresentasikan "seperangkat proposal praktis" ke Riyadh, yang dipandang "positif" oleh otoritas Saudi.
Proposal ini dianggap bisa membuka jalan bagi pembicaraan putaran berikutnya di Baghdad. Pembicaraan yang bertujuan untuk memulihkan hubungan diplomatik antara dua musuh lama, yang dimulai pada bulan April itu terhenti setelah pemilihan umum di Irak pada bulan Oktober silam.
Amir-Abdollahian juga mengatakan, negaranya siap untuk memfasilitasi kunjungan delegasi teknis untuk membuat persiapan yang diperlukan untuk normalisasi hubungan diplomatik dengan Arab Saudi. Tetapi, ia juga menambahkan bahwa itu belum ditentukan "pada tahap apa" dari pembicaraan yang sedang berlangsung.
Amir-Abdollahian juga mencatat bahwa Teheran pekan lalu menerima persetujuan pemerintah Saudi atas visa tiga diplomat Iran yang akan ditempatkan di markas Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah. Menurutnya, Teheran sedang menunggu tanggapan dari otoritas Saudi atas apa yang disebutnya "pemulangan tertunda" utusan Iran untuk Houthi di Yaman.
Sementara itu, Hassan Irlou, seorang diplomat kawakan dan mantan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) yang minggu lalu diterbangkan ke Teheran setelah tertular COVID-19. Ia meninggal di sebuah rumah sakit Teheran pada hari Selasa.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan, utusan itu meninggal karena komplikasi virus ketika ia dipindahkan ke negara itu dalam "keadaan buruk" dan karena "kerjasama yang terlambat" dari beberapa negara, dalam referensi terselubung ke Arab Saudi.
Masalah ini kemungkinan akan mempengaruhi upaya yang sedang berlangsung untuk menengahi kesepakatan antara kedua belah pihak. Diplomat top Irak, dalam sambutannya, mengatakan Arab Saudi dan AS telah "bekerja sama" dalam memindahkan utusan Iran ke Teheran dari Yaman, mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka.
Seperti dilaporkan Anadolu Agency, Amir-Abdollahian berbicara pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Irak, Fuad Hussein di Teheran. Dalam kesempatan itu, Amir-Abdollahian mengatakan, Teheran mempresentasikan "seperangkat proposal praktis" ke Riyadh, yang dipandang "positif" oleh otoritas Saudi.
Proposal ini dianggap bisa membuka jalan bagi pembicaraan putaran berikutnya di Baghdad. Pembicaraan yang bertujuan untuk memulihkan hubungan diplomatik antara dua musuh lama, yang dimulai pada bulan April itu terhenti setelah pemilihan umum di Irak pada bulan Oktober silam.
Amir-Abdollahian juga mengatakan, negaranya siap untuk memfasilitasi kunjungan delegasi teknis untuk membuat persiapan yang diperlukan untuk normalisasi hubungan diplomatik dengan Arab Saudi. Tetapi, ia juga menambahkan bahwa itu belum ditentukan "pada tahap apa" dari pembicaraan yang sedang berlangsung.
Amir-Abdollahian juga mencatat bahwa Teheran pekan lalu menerima persetujuan pemerintah Saudi atas visa tiga diplomat Iran yang akan ditempatkan di markas Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah. Menurutnya, Teheran sedang menunggu tanggapan dari otoritas Saudi atas apa yang disebutnya "pemulangan tertunda" utusan Iran untuk Houthi di Yaman.
Sementara itu, Hassan Irlou, seorang diplomat kawakan dan mantan komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) yang minggu lalu diterbangkan ke Teheran setelah tertular COVID-19. Ia meninggal di sebuah rumah sakit Teheran pada hari Selasa.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan, utusan itu meninggal karena komplikasi virus ketika ia dipindahkan ke negara itu dalam "keadaan buruk" dan karena "kerjasama yang terlambat" dari beberapa negara, dalam referensi terselubung ke Arab Saudi.
Masalah ini kemungkinan akan mempengaruhi upaya yang sedang berlangsung untuk menengahi kesepakatan antara kedua belah pihak. Diplomat top Irak, dalam sambutannya, mengatakan Arab Saudi dan AS telah "bekerja sama" dalam memindahkan utusan Iran ke Teheran dari Yaman, mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka.
(esn)