Eks Bos Intelijen Akui Israel Terlibat Pembunuhan Jenderal Iran

Selasa, 21 Desember 2021 - 21:07 WIB
loading...
Eks Bos Intelijen Akui Israel Terlibat Pembunuhan Jenderal Iran
Eks bos intelijen akui keterlibatan Israel dalam pembunuhan jenderal Iran Qasem Soleimani. Foto/RFE
A A A
TEL AVIV - Mantan kepala intelijen Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayor Jenderal Tamir Hayman telah mengakui peran negara itu dalam pembunuhan komandan Iran Qasem Soleimani . Ia menggambarkan pembunuhan itu sebagai tindakan yang "signifikan dan penting."

Dalam sebuah wawancara dengan Pusat Warisan dan Peringatan Intelijen Israel, Hayman, yang mengundurkan diri pada Oktober, mengungkapkan keterlibatan Israel dalam serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) yang menewaskan pejabat militer Iran itu.

Pembunuhan Soleimani, yang menjabat sebagai Komandan Pasukan Quds di Korps Garda Revolusi Islam, digambarkan sebagai salah satu dari dua pembunuhan signifikan dan penting oleh perwira Israel. Pembunuhan lainnya adalah Baha Abu al-Ata, seorang militan Islam yang tewas dalam serangan rudal di Gaza.



“Pembunuhan Soleimani adalah sebuah pencapaian, karena musuh utama kami, di mata saya, adalah orang Iran,” kata Hayman, menyoroti pekerjaan negara itu untuk mengganggu kegiatan saingannya di wilayah tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (21/12/2021).

Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak pada 3 Januari 2020 di Baghdad, Irak setelah Presiden Donald Trump memerintahkan pembunuhan yang ditargetkan. Pada saat itu, media AS melaporkan bahwa intelijen Israel telah bekerja dengan pejabat Amerika untuk menemukan pejabat Iran tersebut.

Pengungkapan oleh mantan kepala intelijen IDF datang beberapa hari setelah komentar dari mantan Presiden Trump tentang pembunuhan itu dilaporkan. Menurut laporan, dalam sebuah wawancara untuk sebuah buku yang akan datang, Trump mengatakan Perdana Menteri Israel saat itu Benjamin Netanyahu bersedia untuk memerangi Iran sampai tentara Amerika terakhir.



Mantan pemimpin Amerika itu menyatakan kekecewaannya karena Israel tidak memainkan peran yang lebih besar dalam pembunuhan itu, hanya menyediakan intelijen. Namun, komentar Trump tampaknya bertentangan dengan pejabat Israel yang diwawancarai untuk buku yang dilaporkan mengklaim bahwa AS bersikeras untuk melakukan serangan, menolak bantuan militer dari Tel Aviv.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2248 seconds (0.1#10.140)