Ngeri, Hacker Prancis Buat 54.000 Paspor Vaksin Palsu

Jum'at, 17 Desember 2021 - 10:02 WIB
loading...
Ngeri, Hacker Prancis...
Hacker Prancis berhasil membuat 54 ribu paspor vaksin palsu setelah mencuri data seorang perawat. Foto/Ilustrasi
A A A
PARIS - Hacker dilaporkan memperoleh detail pribadi seorang perawat di kota Nantes, Prancis , dan menggunakan data ini untuk membuat 54.000 paspor vaksin palsu. Sementara itu, pemerintah Prancis mengatakan telah mendeteksi 110.000 pemalsuan semacam itu hingga saat ini.

Kisah perawat itu dilaporkan oleh Ouest-France pada hari Kamis, dengan situs berita tersbeut mengklaim bahwa semua paspor palsu itu sekarang telah beredar luas di publik.

Sistem izin kesehatan Prancis bekerja mirip dengan pengaturan izin vaksin yang digunakan di seluruh Uni Eropa. Sistem ini bekerja dengan memasangkan kunci publik yang terdapat dalam kode QR pada ponsel orang yang divaksinasi dengan kunci pribadi. Kunci pribadi ini dipegang oleh rumah sakit, apotek, atau penyedia layanan kesehatan yang memvaksinasinya.

Tempat yang memeriksa validitas pass COVID-19 seseorang memindai kode dan menerima centang hijau jika cocok dengan kunci pribadi dan palang merah jika tidak.



Satu kunci pribadi, seperti yang dipegang oleh perawat di Nantes, dapat digunakan untuk menghasilkan jumlah yang tidak terbatas dari izin kerja vaksin, membuat informasi ini sangat berharga bagi peretas dan penipu, beberapa di antaranya kemudian menjual paspor palsu itu secara online seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (17/12/2021).

Mencabut izin palsu memberi pihak berwenang masalah tambahan. Untuk membatalkan pass vaksin palsu, setiap pass yang dihasilkan dari private key yang sama harus dibatalkan, artinya pass baru harus dibuat untuk mereka yang benar-benar berhak mendapatkannya.

Kisah dari Nantes adalah yang terbaru dari serangkaian insiden serupa di Prancis. Sebelumnya seorang apoteker di Angers mengatakan pada bulan September bahwa kunci pribadinya diretas dan digunakan untuk membuat 2.700 pass palsu, yang dia temukan ketika dia melihat jumlah permintaan yang luar biasa tinggi di komputer apotek untuk mengotentikasi pass baru.

Di pinggiran kota Paris bulan lalu, seorang dokter ditangkap setelah diduga menjual setidaknya 220 paspor palsu dengan harga masing-masing USD1.132 atau sekitar Rp16 juta.



Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah telah mendeteksi 110.000 vaksin palsu yang beredar, dan telah menangkap lebih dari 100 orang sehubungan dengan pemalsuan tersebut.

Hukuman karena menggunakan kartu palsu dapat mencapai lima tahun penjara, tetapi Darmanin mengatakan bahwa pihak berwenang akan memberikan amnesti kepada siapa saja yang mengakui kesalahan mereka dan divaksinasi.

Diperkenalkan selama musim panas, sistem 'pass kesehatan' Prancis mengharuskan warga untuk menunjukkan bukti vaksinasi atau tes negatif virus Corona untuk mengakses bar, restoran, pusat perbelanjaan atau transportasi umum, di antara lokasi lainnya.

Sistem ini terbukti kontroversial, dan ribuan pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan Paris dan kota-kota besar lainnya hampir setiap akhir pekan sejak diperkenalkan. Mulai Januari, semua orang dewasa di Prancis akan membutuhkan suntikan booster agar kartu kesehatan mereka tetap valid.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2428 seconds (0.1#10.140)