Hamas: Israel Tidak Serius Soal Kesepakatan Pertukaran Tahanan
loading...
A
A
A
GAZA - Gerakan Perlawanan Palestina yang juga penguasa Jalur Gaza, Hamas , mengatakan bahwa Israel tidak serius untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan. Pemimpin senior Hamas, Khalil Al-Hayya menyatakan hal ini dalam sebuah wawancara dengan Al-Aqsa TV.
"Pendudukan (Israel) tidak serius untuk mencapai pertukaran tahanan. Kami akan melanjutkan upaya kami untuk membebaskan tahanan kami menggunakan segala cara," ujar al-Hayya, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (16/12/2021).
Israel yakin mayat dua tentaranya, Letnan Hadar Goldin dan Sersan Oron Shaul, ditahan di Gaza setelah mereka tewas dalam pertempuran selama serangan 2014 di daerah kantong itu. Ini ditambah dua orang yang diduga warga sipil, Avera Mengistu dan Hisham Al-Sayed, yang menurut Hamas juga tentara dan ditahan sebagai tawanan perang.
Pada awal bulan ini, Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh telah mengancam bahwa empat tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas "tidak akan melihat cahaya hari," N12 melaporkan. Haniyeh mengomentari para tawanan karena negosiasi mengenai pertukaran tahanan menemui kebuntuan.
"(Para tawanan) tidak akan melihat cahaya hari sampai tahanan kami menjadi orang bebas," kata Haniyeh. Ia menambahkan, Hamas melihat sejumlah besar tahanannya di penjara-penjara Israel sebagai "sumber kebanggaan". “Para tahanan (Palestina) adalah prioritas utama Hamas dan gerakan perlawanan," tegasnya.
Gerakan perlawanan Palestina berusaha untuk menjamin pembebasan sekitar 5.000 tahanan Palestina dengan imbalan tentara Israel. Israel, bagaimanapun, ingin meredakan pengepungan di Jalur Gaza sebagai gantinya.
Sementara itu, al-Hayya mengatakan bahwa pendudukan Israel melanjutkan pelanggarannya di Masjid Al-Aqsha, memperingatkan bahwa ini akan memicu respons baru oleh perlawanan Palestina.
"Pendudukan (Israel) tidak serius untuk mencapai pertukaran tahanan. Kami akan melanjutkan upaya kami untuk membebaskan tahanan kami menggunakan segala cara," ujar al-Hayya, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (16/12/2021).
Israel yakin mayat dua tentaranya, Letnan Hadar Goldin dan Sersan Oron Shaul, ditahan di Gaza setelah mereka tewas dalam pertempuran selama serangan 2014 di daerah kantong itu. Ini ditambah dua orang yang diduga warga sipil, Avera Mengistu dan Hisham Al-Sayed, yang menurut Hamas juga tentara dan ditahan sebagai tawanan perang.
Pada awal bulan ini, Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh telah mengancam bahwa empat tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas "tidak akan melihat cahaya hari," N12 melaporkan. Haniyeh mengomentari para tawanan karena negosiasi mengenai pertukaran tahanan menemui kebuntuan.
"(Para tawanan) tidak akan melihat cahaya hari sampai tahanan kami menjadi orang bebas," kata Haniyeh. Ia menambahkan, Hamas melihat sejumlah besar tahanannya di penjara-penjara Israel sebagai "sumber kebanggaan". “Para tahanan (Palestina) adalah prioritas utama Hamas dan gerakan perlawanan," tegasnya.
Gerakan perlawanan Palestina berusaha untuk menjamin pembebasan sekitar 5.000 tahanan Palestina dengan imbalan tentara Israel. Israel, bagaimanapun, ingin meredakan pengepungan di Jalur Gaza sebagai gantinya.
Sementara itu, al-Hayya mengatakan bahwa pendudukan Israel melanjutkan pelanggarannya di Masjid Al-Aqsha, memperingatkan bahwa ini akan memicu respons baru oleh perlawanan Palestina.
(esn)