Begini Respons Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman soal Nuklir Iran
loading...
A
A
A
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menyampaikan respons atas program nuklir dan rudal Iran . Dia mengatakan Riyadh mencari pendekatan serius untuk menangani masalah tersebut dan konsekuensinya bagi stabilitas kawasan.
“Kerajaan menekankan pentingnya menangani secara serius dan efektif program nuklir dan rudal Iran dengan cara yang berkontribusi untuk mencapai keamanan dan stabilitas regional dan internasional,” kata Pangeran MBS pada KTT Teluk tahunan hari Rabu.
“Ini juga menekankan prinsip-prinsip bertetangga yang baik, menghormati resolusi PBB, dan menyelamatkan kawasan dari semua kegiatan destabilisasi,” ujarnya, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (16/12/2021).
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan juga menyinggung pembicaraan Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 yang telah rusak. Menurutnya, “sikap pantang menyerah” Teheran telah mengkhawatirkan.
"Keinginan Teluk untuk kesepakatan nuklir yang panjang dan komprehensif dengan Iran dan agar negosiasi berhasil," katanya.
“Kami menginginkan hubungan alami dengan Iran dan itu tergantung padanya [kesepakatan nuklir],” kata Pangeran Faisal.
Dia juga menekankan bahwa negara-negara Teluk memantau dengan cermat kemajuan pembicaraan Wina dan menegaskan kembali sikap Teluk tentang perlunya dimasukkan di dalamnya.
Pernyataan penutupan KTT Teluk mengutuk “kegiatan memfitnah” Iran di kawasan itu, khususnya dukungannya kepada milisi Houthi Yaman yang digunakannya dalam serangan ke Arab Saudi.
Negara-negara Teluk telah lama mengatakan bahwa Iran perlu menghentikan kegiatannya yang tidak stabil di kawasan itu dengan memberikan dukungan keuangan dan militer kepada jaringan milisi proksinya di seluruh Timur Tengah.
“Kerajaan menekankan pentingnya menangani secara serius dan efektif program nuklir dan rudal Iran dengan cara yang berkontribusi untuk mencapai keamanan dan stabilitas regional dan internasional,” kata Pangeran MBS pada KTT Teluk tahunan hari Rabu.
“Ini juga menekankan prinsip-prinsip bertetangga yang baik, menghormati resolusi PBB, dan menyelamatkan kawasan dari semua kegiatan destabilisasi,” ujarnya, seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (16/12/2021).
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan juga menyinggung pembicaraan Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 yang telah rusak. Menurutnya, “sikap pantang menyerah” Teheran telah mengkhawatirkan.
"Keinginan Teluk untuk kesepakatan nuklir yang panjang dan komprehensif dengan Iran dan agar negosiasi berhasil," katanya.
“Kami menginginkan hubungan alami dengan Iran dan itu tergantung padanya [kesepakatan nuklir],” kata Pangeran Faisal.
Dia juga menekankan bahwa negara-negara Teluk memantau dengan cermat kemajuan pembicaraan Wina dan menegaskan kembali sikap Teluk tentang perlunya dimasukkan di dalamnya.
Pernyataan penutupan KTT Teluk mengutuk “kegiatan memfitnah” Iran di kawasan itu, khususnya dukungannya kepada milisi Houthi Yaman yang digunakannya dalam serangan ke Arab Saudi.
Negara-negara Teluk telah lama mengatakan bahwa Iran perlu menghentikan kegiatannya yang tidak stabil di kawasan itu dengan memberikan dukungan keuangan dan militer kepada jaringan milisi proksinya di seluruh Timur Tengah.
(min)