Perkuat Pengaruh, Iran Siap Bantu Rekonstruksi Suriah
loading...
A
A
A
TEHERAN - Wakil Presiden Iran untuk urusan parlemen, Mohammad Hosseini, mengumumkan Iran siap membantu merekonstruksi Suriah. Langkah ini setelah satu dekade perang yang masih berlangsung di mana Teheran terlibat.
Dalam pertemuan dengan Duta Besar Suriah untuk Iran Shafiq Dayoub pada Sabtu (11/12/2021), Hosseini menyatakan, “Pemerintah Iran di bawah Presiden Ebrahim Raisi memberikan prioritas besar untuk memperluas hubungan dengan negara-negara tetangga dan kawasan, terutama Suriah.
Suriah disebutnya sebagai sekutu dan mitra strategis bagi Iran.
Dia menambahkan Teheran akan "tanpa terpaksa" untuk terus membantu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan melindungi integritas teritorialnya dari oposisi Suriah dan negara-negara asing, termasuk dalam membantu rekonstruksi bagian-bagian negara di era kekuasaan Assad.
Hosseini juga mengulangi seruan Iran agar pasukan AS menarik diri dari Suriah dan Irak, di mana mereka terus memiliki kehadiran dan pengaruh militer. “Sama seperti saat mereka dipaksa meninggalkan Afghanistan setelah 20 tahun. Mereka masih mencuri minyak Suriah dan secara mengejutkan dunia tidak mengutuk perilaku AS ini," ungkap dia.
Kunjungan Dayoub ke Teheran dan jaminan dukungan Hosseini datang hampir sebulan setelah diplomat Iran dan Rusia bertemu untuk membahas kerja sama dalam rekonstruksi Suriah.
Selama perang saudara di Suriah, baik Rusia dan Iran telah mendukung dan secara militer membantu rezim Assad.
Banyak yang memperkirakan karena Damaskus sebagian besar telah merebut kembali sebagian besar wilayah bekasnya, Moskow dan Teheran akan bersaing mendapatkan sebagian besar bagian dalam membangun kembali Suriah, demi mendapatkan berbagai kesepakatan dan pengaruh.
Beberapa tahun terakhir, bagaimanapun, telah terlihat keretakan muncul dalam hubungan antara pemerintah Assad dan Iran.
Sebulan yang lalu, Assad dilaporkan telah dijauhi dan menuntut pencopotan jenderal utama Iran di Suriah.
Langkah Suriah ini membuktikan kepada banyak orang bahwa rezim semakin curiga terhadap peran dan pengaruh Teheran di negara itu.
Dalam pertemuan dengan Duta Besar Suriah untuk Iran Shafiq Dayoub pada Sabtu (11/12/2021), Hosseini menyatakan, “Pemerintah Iran di bawah Presiden Ebrahim Raisi memberikan prioritas besar untuk memperluas hubungan dengan negara-negara tetangga dan kawasan, terutama Suriah.
Suriah disebutnya sebagai sekutu dan mitra strategis bagi Iran.
Dia menambahkan Teheran akan "tanpa terpaksa" untuk terus membantu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan melindungi integritas teritorialnya dari oposisi Suriah dan negara-negara asing, termasuk dalam membantu rekonstruksi bagian-bagian negara di era kekuasaan Assad.
Hosseini juga mengulangi seruan Iran agar pasukan AS menarik diri dari Suriah dan Irak, di mana mereka terus memiliki kehadiran dan pengaruh militer. “Sama seperti saat mereka dipaksa meninggalkan Afghanistan setelah 20 tahun. Mereka masih mencuri minyak Suriah dan secara mengejutkan dunia tidak mengutuk perilaku AS ini," ungkap dia.
Kunjungan Dayoub ke Teheran dan jaminan dukungan Hosseini datang hampir sebulan setelah diplomat Iran dan Rusia bertemu untuk membahas kerja sama dalam rekonstruksi Suriah.
Selama perang saudara di Suriah, baik Rusia dan Iran telah mendukung dan secara militer membantu rezim Assad.
Banyak yang memperkirakan karena Damaskus sebagian besar telah merebut kembali sebagian besar wilayah bekasnya, Moskow dan Teheran akan bersaing mendapatkan sebagian besar bagian dalam membangun kembali Suriah, demi mendapatkan berbagai kesepakatan dan pengaruh.
Beberapa tahun terakhir, bagaimanapun, telah terlihat keretakan muncul dalam hubungan antara pemerintah Assad dan Iran.
Sebulan yang lalu, Assad dilaporkan telah dijauhi dan menuntut pencopotan jenderal utama Iran di Suriah.
Langkah Suriah ini membuktikan kepada banyak orang bahwa rezim semakin curiga terhadap peran dan pengaruh Teheran di negara itu.
(sya)