Dinilai Tidak Setia dan Berkhianat, Trump Caci Maki Netanyahu

Jum'at, 10 Desember 2021 - 20:59 WIB
loading...
Dinilai Tidak Setia dan Berkhianat, Trump Caci Maki Netanyahu
Mantan presiden AS Donald Trump dan mantan PM Israel Benjamin Netanyahu. Foto/Al Arabiya
A A A
WASHINGTON - Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencaci maki rekannya dari Israel , Benjamin Netanyahu , dalam serangkaian wawancara. Trump bersumpah serapah dan menuduh mantan perdana menteri Israel itu mengkhianatinya.

Wartawan Barak Ravid melakukan beberapa wawancara dengan Trump untuk bukunya 'Trump's Peace: The Abraham Accords and the Reshaping of the Middle East', di mana presiden ke-45 memiliki kata-kata yang sangat keras untuk mantan sekutunya. Komentar Trump itu diungkapkan Ravid di Axios.

“Aku menyukai Bibi. Aku masih menyukai Bibi. Tapi saya juga suka kesetiaan. Orang pertama yang memberi selamat kepada Biden adalah Bibi. Dan dia tidak hanya mengucapkan selamat kepadanya, dia melakukannya dalam rekaman," kata Trump seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (10/12/2021).



Trump mencatat bahwa Netanyahu lebih awal dari para pemimpin dunia lainnya untuk memberi selamat atas kemenangan presiden Joe Biden pada 2020 saat hasil pemilu masih diperebutkan.

"Dia sangat awal - seperti, lebih awal dari kebanyakan. Saya belum berbicara dengannya sejak itu. Persetan dengannya," maki Trump.

Trump mengeluh bahwa Netanyahu tidak hanya memberi selamat kepada Biden “bahkan sebelum tintanya mengering,” dia juga mengklaim dalam rekaman itu memiliki persahabatan yang baik dengan Biden sebuah klaim yang dibantah Trump.



“Mereka tidak memiliki persahabatan, karena jika mereka melakukannya, (pemerintahan Obama) tidak akan melakukan kesepakatan dengan Iran,” katanya, membandingkan pidato ucapan selamat Netanyahu dengan seseorang yang “mengemis cinta.”

“Itu sangat menyakitinya dengan orang-orang Israel. Seperti yang Anda tahu, saya sangat populer di Israel. Saya pikir itu sangat menyakitinya,” imbuhnya.

Netanyahu sendiri digulingkan sebagai perdana menteri hanya beberapa bulan setelah kekalahan Trump dari Biden, dan digantikan oleh Naftali Bennett. Netanyahu sekarang menjabat sebagai pemimpin oposisi Israel.

Sebagai presiden, Trump memberikan banyak keuntungan kepada Israel dan Netanyahu, termasuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem yang disengketakan, menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran, dan secara resmi mengakui wilayah Dataran Tinggi Golan Suriah sebagai bagian dari Israel.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1654 seconds (0.1#10.140)