Jet Tempur Rusia Kuntit 3 Pesawat Prancis saat Jalankan Misi NATO
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sebuah jet tempur Rusia menguntit tiga pesawat militer Prancis yang menjalankan misi pengintaian NATO di atas Laut Hitam pada Rabu (9/12/2021).
Ketiga pesawat militer itu terus diikuti hingga menjauh dari perbatasan Rusia.
Jet tempur Rusia yang dilesatkan adalah Su-27. Sedangkan tiga pesawat Prancis yang dikuntit adalah jet tempur Mirage 2000 dan Rafale, serta pesawat tanker pengisian bahan bakar udara C-135.
"Sebuah pesawat tempur Sukhoi 27 Rusia mendekat, kemudian mengikuti pesawat kami selama sebagian besar transit mereka di atas Laut Hitam," kata juru bicara Angkatan Darat Rusia, Pascal Ianni, kepada Reuters, Kamis (9/12/2021).
"Interaksi ini berlangsung secara profesional dan tanpa mewakili bahaya apa pun dan situasi seperti ini biasa terjadi. Itu tidak menghalangi misi pesawat Prancis maupun kebebasan navigasi mereka di wilayah udara internasional," lanjut Ianni.
Interaksi tersebut tidak jarang terjadi dengan insiden serupa yang sebelumnya terjadi tetapi terjadi di tengah ketegangan antara Barat dan Rusia di kawasan tersebut.
Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Kementerian Pertahanan Rusia juga mengonfirmasi interaksi pesawat militer kedua negara tersebut.
“Awak jet tempur Rusia mengidentifikasi target udara sebagai dua jet tempur taktis—Mirage 2000 dan Rafale, dan tanker pengisian bahan bakar udara C-135 milik Angkatan Udara dan Antariksa Prancis, dan mengawal mereka melewati Laut Hitam. Pesawat-pesawat tempur asing memutar balik dari perbatasan negara Rusia, jet-jet tempur Rusia dengan selamat kembali ke lapangan terbang asalnya," bunyi pernyataan pusat tersebut.
Menurut pernyataan itu, pada awalnya, target udara yang mendekati wilayah udara kedaulatan Rusia telah terdeteksi oleh radar Rusia di atas perairan netral Laut Hitam. Jet tempur Su-27 unit pertahanan udara Distrik Militer Selatan yang bertugas dikerahkan untuk mengidentifikasi target udara dan untuk mencegah pelanggaran perbatasan Rusia.
“Penerbangan jet tempur Rusia berlangsung sesuai dengan aturan internasional untuk penggunaan wilayah udara di atas perairan netral, tanpa melintasi jalur penerbangan atau mendekati pesawat asing,” imbuh Pusat Manajemen Pertahanan Nasional.
Ketiga pesawat militer itu terus diikuti hingga menjauh dari perbatasan Rusia.
Jet tempur Rusia yang dilesatkan adalah Su-27. Sedangkan tiga pesawat Prancis yang dikuntit adalah jet tempur Mirage 2000 dan Rafale, serta pesawat tanker pengisian bahan bakar udara C-135.
"Sebuah pesawat tempur Sukhoi 27 Rusia mendekat, kemudian mengikuti pesawat kami selama sebagian besar transit mereka di atas Laut Hitam," kata juru bicara Angkatan Darat Rusia, Pascal Ianni, kepada Reuters, Kamis (9/12/2021).
"Interaksi ini berlangsung secara profesional dan tanpa mewakili bahaya apa pun dan situasi seperti ini biasa terjadi. Itu tidak menghalangi misi pesawat Prancis maupun kebebasan navigasi mereka di wilayah udara internasional," lanjut Ianni.
Interaksi tersebut tidak jarang terjadi dengan insiden serupa yang sebelumnya terjadi tetapi terjadi di tengah ketegangan antara Barat dan Rusia di kawasan tersebut.
Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Kementerian Pertahanan Rusia juga mengonfirmasi interaksi pesawat militer kedua negara tersebut.
“Awak jet tempur Rusia mengidentifikasi target udara sebagai dua jet tempur taktis—Mirage 2000 dan Rafale, dan tanker pengisian bahan bakar udara C-135 milik Angkatan Udara dan Antariksa Prancis, dan mengawal mereka melewati Laut Hitam. Pesawat-pesawat tempur asing memutar balik dari perbatasan negara Rusia, jet-jet tempur Rusia dengan selamat kembali ke lapangan terbang asalnya," bunyi pernyataan pusat tersebut.
Menurut pernyataan itu, pada awalnya, target udara yang mendekati wilayah udara kedaulatan Rusia telah terdeteksi oleh radar Rusia di atas perairan netral Laut Hitam. Jet tempur Su-27 unit pertahanan udara Distrik Militer Selatan yang bertugas dikerahkan untuk mengidentifikasi target udara dan untuk mencegah pelanggaran perbatasan Rusia.
“Penerbangan jet tempur Rusia berlangsung sesuai dengan aturan internasional untuk penggunaan wilayah udara di atas perairan netral, tanpa melintasi jalur penerbangan atau mendekati pesawat asing,” imbuh Pusat Manajemen Pertahanan Nasional.
(min)