MI6 Peringatkan China: Salah Perhitungan Bisa Picu Perang dengan Inggris
loading...
A
A
A
LONDON - Kepala badan intelijen luar negeri Inggris mengatakan bahwa China adalah prioritas terbesarnya. Ia lantas mengeluarkan peringatan bahwa jika Beijing salah perhitungan, itu dapat menyebabkan perang.
Kepala MI6 Richard Moore memberikan pidato publik pertamanya sejak menjadi kepala organisasi itu pada Oktober 2020 pada hari Selasa. Dia mengatakan bahwa China, Rusia, Iran, dan terorisme internasional adalah "empat besar" ancaman yang dihadapi mata-mata Inggris, dengan China mengambil slot prioritas nomor 1.
Moore menyebut China sebagai negara otoriter dengan nilai-nilai yang berbeda dengan Barat. Ia mengatakan Beijing melakukan operasi spionase skala besar terhadap Inggris dan sekutunya, mencoba untuk mendistorsi wacana publik dan pengambilan keputusan politik serta mengekspor teknologi yang memungkinkan jaringan kontrol otoriter di seluruh dunia.
"Beijing percaya propagandanya sendiri tentang kelemahan Barat dan meremehkan tekad Washington," ujar Moore.
"Risiko salah perhitungan China karena terlalu percaya diri adalah nyata," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (1/12/2021).
Moore juga mengatakan pemerintah di Beijing mendukung tindakan berani dan tegas, secara khusus mengutip penolakannya untuk mengakui Taiwan sebagai negara merdeka meskipun berpisah dari China daratan pada 1949.
"Kekuatan militer Beijing yang berkembang dan keinginan partai (Komunis China) untuk menyelesaikan masalah Taiwan, dengan kekerasan jika perlu, juga merupakan tantangan serius bagi stabilitas dan perdamaian global," kata Moore.
Moore mengatakan Inggris juga terus menghadapi ancaman akut dari Rusia. Dia mengatakan Moskow telah mensponsori upaya pembunuhan, seperti meracuni mantan mata-mata Sergei Skripal di Inggris pada 2018, meningkatkan serangan siber dan mengganggu proses demokrasi negara lain.
Kepala MI6 Richard Moore memberikan pidato publik pertamanya sejak menjadi kepala organisasi itu pada Oktober 2020 pada hari Selasa. Dia mengatakan bahwa China, Rusia, Iran, dan terorisme internasional adalah "empat besar" ancaman yang dihadapi mata-mata Inggris, dengan China mengambil slot prioritas nomor 1.
Moore menyebut China sebagai negara otoriter dengan nilai-nilai yang berbeda dengan Barat. Ia mengatakan Beijing melakukan operasi spionase skala besar terhadap Inggris dan sekutunya, mencoba untuk mendistorsi wacana publik dan pengambilan keputusan politik serta mengekspor teknologi yang memungkinkan jaringan kontrol otoriter di seluruh dunia.
"Beijing percaya propagandanya sendiri tentang kelemahan Barat dan meremehkan tekad Washington," ujar Moore.
"Risiko salah perhitungan China karena terlalu percaya diri adalah nyata," imbuhnya seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (1/12/2021).
Moore juga mengatakan pemerintah di Beijing mendukung tindakan berani dan tegas, secara khusus mengutip penolakannya untuk mengakui Taiwan sebagai negara merdeka meskipun berpisah dari China daratan pada 1949.
"Kekuatan militer Beijing yang berkembang dan keinginan partai (Komunis China) untuk menyelesaikan masalah Taiwan, dengan kekerasan jika perlu, juga merupakan tantangan serius bagi stabilitas dan perdamaian global," kata Moore.
Moore mengatakan Inggris juga terus menghadapi ancaman akut dari Rusia. Dia mengatakan Moskow telah mensponsori upaya pembunuhan, seperti meracuni mantan mata-mata Sergei Skripal di Inggris pada 2018, meningkatkan serangan siber dan mengganggu proses demokrasi negara lain.