Rusia Kecam AS karena Lontarkan Ancaman pada Iran Soal Nuklir
loading...
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengecam Amerika Serikat (AS) karena mengancam eskalasi diplomatik dengan Iran di pengawas nuklir PBB (IAEA) bulan depan, kecuali jika Iran meningkatkan kerjasama dengan badan tersebut. Rusia mengatakan, sikap itu berisiko merusak pembicaraan yang lebih luas mengenai kesepakatan nuklir Iran .
"Saya percaya itu menunjukkan bahwa rekan-rekan Amerika kita kehilangan kesabaran. Tetapi, saya percaya kita semua perlu mengendalikan emosi kita," kata Duta Besar Rusia untuk IAEA, Mikhail Ulyanov, dalam konferensi pers dengan rekannya dari China.
"Saya tidak menyambut baik pernyataan khusus dari delegasi AS ini (di IAEA). Itu tidak membantu," lanjut Ulyanov, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (27/11/2021).
Sebelumny, AS mengancam akan menghadapi Iran di IAEA, jika Iran tidak memberikan jalan pada setidaknya satu dari beberapa konflik dengan IAEA, terutama penolakannya untuk membiarkan IAEA memasang kembali kamera di sebuah depot nuklir, setelah serangan yang nyata pada bulan Juni.
"AS tidak bernegosiasi dengan Iran untuk waktu yang sangat lama dan lupa bahwa Iran tidak melakukan apa pun di bawah tekanan. Jika mereka berada di bawah tekanan, mereka melawan," tambah Ulyanov.
Pembicaraan tidak langsung antara AS dan Iran yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang babak belur antara Teheran dan negara-negara besar akan dilanjutkan pada awal pekan ini. Sempat ada jeda lima bulan, yang dimulai setelah pemilihan yang membawa Presiden garis keras Iran, Ebrahim Raisi, ke kursi kekuasaan.
Kesepakatan 2015 mencabut sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan kegiatan nuklirnya. Presiden Donald Trump saat itu menarik Washington keluar dari perjanjian pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.
Iran menanggapi dengan melanggar banyak pembatasan, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan fisil yang cukup untuk bom nuklir jika diinginkan. Teheran menyangkal bahwa mereka akan mencari senjata atom.
"Saya percaya itu menunjukkan bahwa rekan-rekan Amerika kita kehilangan kesabaran. Tetapi, saya percaya kita semua perlu mengendalikan emosi kita," kata Duta Besar Rusia untuk IAEA, Mikhail Ulyanov, dalam konferensi pers dengan rekannya dari China.
"Saya tidak menyambut baik pernyataan khusus dari delegasi AS ini (di IAEA). Itu tidak membantu," lanjut Ulyanov, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (27/11/2021).
Sebelumny, AS mengancam akan menghadapi Iran di IAEA, jika Iran tidak memberikan jalan pada setidaknya satu dari beberapa konflik dengan IAEA, terutama penolakannya untuk membiarkan IAEA memasang kembali kamera di sebuah depot nuklir, setelah serangan yang nyata pada bulan Juni.
"AS tidak bernegosiasi dengan Iran untuk waktu yang sangat lama dan lupa bahwa Iran tidak melakukan apa pun di bawah tekanan. Jika mereka berada di bawah tekanan, mereka melawan," tambah Ulyanov.
Pembicaraan tidak langsung antara AS dan Iran yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang babak belur antara Teheran dan negara-negara besar akan dilanjutkan pada awal pekan ini. Sempat ada jeda lima bulan, yang dimulai setelah pemilihan yang membawa Presiden garis keras Iran, Ebrahim Raisi, ke kursi kekuasaan.
Kesepakatan 2015 mencabut sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan kegiatan nuklirnya. Presiden Donald Trump saat itu menarik Washington keluar dari perjanjian pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.
Iran menanggapi dengan melanggar banyak pembatasan, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan fisil yang cukup untuk bom nuklir jika diinginkan. Teheran menyangkal bahwa mereka akan mencari senjata atom.
(esn)