11 Tewas dalam Kecelakaan Tambang Batu Bara di Rusia, Puluhan Orang Terjebak
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sedikitnya 11 orang tewas dalam kecelakaan tambang batu bara di Siberia Rusia pada Kamis (25/11/2021), dan operasi untuk menyelamatkan puluhan lainnya yang terjebak di bawah tanah dihentikan karena risiko ledakan. Demikian pernyataan gubernur wilayah itu.
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, debu batu bara yang terbakar di lubang ventilasi tambang Listvyazhnaya di wilayah Kemerovo yang bersalju, membuat tambang dipenuhi dengan asap.
"Kemungkinan ledakan sangat tinggi. Kami telah memutuskan untuk menangguhkan operasi pencarian dan penyelamatan sampai konsentrasi gas berkurang," kata Gubernur Daerah Sergei Tsivilev.
"Tingkat metana dan CO2 sangat tinggi," imbuhnya seperti dikutip dari CNN.
Tsivilev mengatakan sebelas orang ditemukan tewas dan 46 masih berada di bawah tanah. Puluhan lainnya dirawat di rumah sakit, setidaknya beberapa di antaranya keracunan asap. Empat dalam kondisi kritis.
Sebelum operasi penyelamatan dihentikan, gubernur mengatakan masih ada listrik dan ventilasi di tambang, tetapi mereka telah kehilangan kontak dengan beberapa orang jauh di bawah tanah.
"Untuk saat ini tidak ada asap tebal, jadi kami berharap tidak ada kebakaran," kata Tsivilev di saluran Telegram-nya.
"Kami tidak memiliki jalur komunikasi dengan orang-orang ini, sistem komunikasi bawah tanah tidak berfungsi," ia menambahkan.
Sementara Kementerian Darurat mengatakan sekitar 285 orang berada di dalam tambang ketika asap menyebar melalui lubang ventilasi. Setidaknya 239 berhasil keluar . Mereka tidak mengatakan apa yang menyebabkan asap tersebut.
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, debu batu bara yang terbakar di lubang ventilasi tambang Listvyazhnaya di wilayah Kemerovo yang bersalju, membuat tambang dipenuhi dengan asap.
"Kemungkinan ledakan sangat tinggi. Kami telah memutuskan untuk menangguhkan operasi pencarian dan penyelamatan sampai konsentrasi gas berkurang," kata Gubernur Daerah Sergei Tsivilev.
"Tingkat metana dan CO2 sangat tinggi," imbuhnya seperti dikutip dari CNN.
Tsivilev mengatakan sebelas orang ditemukan tewas dan 46 masih berada di bawah tanah. Puluhan lainnya dirawat di rumah sakit, setidaknya beberapa di antaranya keracunan asap. Empat dalam kondisi kritis.
Sebelum operasi penyelamatan dihentikan, gubernur mengatakan masih ada listrik dan ventilasi di tambang, tetapi mereka telah kehilangan kontak dengan beberapa orang jauh di bawah tanah.
"Untuk saat ini tidak ada asap tebal, jadi kami berharap tidak ada kebakaran," kata Tsivilev di saluran Telegram-nya.
"Kami tidak memiliki jalur komunikasi dengan orang-orang ini, sistem komunikasi bawah tanah tidak berfungsi," ia menambahkan.
Sementara Kementerian Darurat mengatakan sekitar 285 orang berada di dalam tambang ketika asap menyebar melalui lubang ventilasi. Setidaknya 239 berhasil keluar . Mereka tidak mengatakan apa yang menyebabkan asap tersebut.