Senat AS Khawatir Turki Manfaatkan Sidang Tahunan Interpol

Jum'at, 19 November 2021 - 23:44 WIB
loading...
Senat AS Khawatir Turki...
Senat AS khawatir Turki akan memanfaatkan sidang tahunan Interpol. Foto/Daily Sabah
A A A
WASHINGTON - Salah seorang anggota Senat Amerika Serikat (AS) mengkritik penyelenggaraan Sidang Majelis Umum Tahunan Interpol di Turki yang akan berlangsung pekan depan. Hal ini karena adanya upaya penyalahgunaan sistem Red Notice dan Blue Notice Interpol oleh Turki selama ini.

Kritik ini disampaikan Senator AS Roger Wicker, seorang Republikan dari Mississippi dan anggota peringkat Komisi Keamanan dan Kerjasama di Eropa. Berbicara di hadapan Senat AS pada hari Rabu (17/11), dia memperingatkan tentang bagaimana rezim otoriter, telah menyalahgunakan Komisi Polisi Kriminalitas Internasional (Interpol) untuk kepentingan domestiknya.

"Di luar Turki, Rusia, China, dan Venezuela adalah pengeksploitasi utama Interpol," kata Wicker dikutip dari laman lembaga advokasi Stockholm Centre for Freedom (SCF), Jumat (19/11/2021).

Dia memperingatkan, Sidang Majelis Umum Tahunan Interpol yang akan diadakan akhir pekan ini di Istanbul, jangan sampai digunakan untuk mempengaruhi dan menghukum mereka yang dinilai berseberangan secara politik oleh rezim yang berkuasa, karena merusak supremasi hukum yang berlaku.



“Karenanya, susah dibayangkan bahwa Interpol memilih Turki untuk menjadi tuan rumah sidang tahunan untuk tahun ini,” katanya.

Dirinya juga menyebutkan bahwa Turki merupakan salah satu negara yang menyalahgunakan sistem Red Notice dan Blue Notice Interpol terburuk. Turki menurutnya telah berulang kali menggunakan Interpol untuk menangkap kritikus pemerintah atas tuduhan bermotif politik.

"Wartawan Can Dundar adalah contohnya. Pada tahun 2018, Turki menuntut agar Interpol mengeluarkan red notice untuk penangkapan Dundar. Apa yang telah dia lakukan? Dia hanya mengkritik pemerintahannya,” kata Wicker lagi.

DĂĽndar ditangkap dan dipenjara selama 92 hari karena melaporkan penyadapan truk tujuan Suriah yang diduga milik intelijen Turki. Dia ditangkap pada 26 November 2015 dan dibebaskan pada 26 Februari 2016 menyusul adanya keputusan pengadilan.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1955 seconds (0.1#10.140)